REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang digelar organisasi sayap kepemudaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan dan organisasi sayap lainnya mendapatkan hasil bahwa 93 persen atau mayoritas responden DKI Jakarta menolak dipimpin Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Menariknya alasan yang disampaikan bukan alasan etnis tapi kepribadian Ahok, kinerja kepemimpinan dan cara berkomunikasinya selama 1,5 tahun menjabat wakil gubernur," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan DKI Jakarta Renold Darmasyah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/3).
Survei dilaksanakan 20-24 Maret 2014 dengan melibatkan 1.589 responden. Sebanyak 300 responden di antaranya dilakukan melalui tatap muka, dan sisanya melalui sampel online yang mewakili lima wilayah Jakarta. Survei dilaksanakan oleh Gema Keadilan, Benteng Muda PKS dan Garda Keadilan.
Survei, menurut Renold, mendapati bahwa warga tidak ingin dipimpin Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta karena dinilai sebagai pribadi yang sombong dan merasa paling pintar 24 persen, sosok yang tidak simpatik dan jauh dari budi pekerti yang luhur 23 persen.
Sementara warga yang menilai Ahok tidak berbudaya dan beretika 17 persen, terbiasa menyalahkan anak buah dan orang lain 17 persen serta dinilai tidak menghormati pendapat orang lain 15 persen.
Survei juga mendapati persepsi kekhawatiran responden bila Ahok menjadi Gubernur DKI. Di antaranya dikhawatirkan melakukan serangkaian kebijakan program yang eksklusif sektarian 23 persen, hubungan kerja birokrasi Pemda DKI akan tidak harmonis 18 persen.
Kekhawatiran semakin maraknya perjudian, prostitusi, nepotisme dalam jabatan serta dikesampingkannya aktivitas keagamaan 16 persen, kekhawatiran menghilangkan kearifan budaya lokal (budaya betawi) dan mengganti dengan budaya liberal dan hedonis 15 persen.
Kepemimpinan Ahok juga dikhawatirkan akan menjalankan agenda antidemokrasi karena pribadinya yang arogan dan otoriter 12 persen serta dikhawatirkan mementingkan kelompoknya dalam pembangunan Jakarta 11 persen dan alasan lainnya 5 persen.