REPUBLIKA.CO.ID, AMUNTAI, KALSEL -- Peternak Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat serangan flu burung yang menyerang ribuan itik di daerah tersebut sejak dua pekan terakhir.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Suriani di Amuntai, Selasa mengatakan akibat matinya ribuan ternak itik akibat virus flu burung di daerahnya, para peternak mengalami kerugian hingga Rp 597 juta lebih.
Kerugian dihitung dari total kematian ternak itik sebanyak 11.204 ekor, dikali harga jual satu ekor ternak itik jantan dan petelor.
Harga itik jantan ditaksir Rp20 ribu per ekor, dan harga jual itik petelor Rp70 ribu, di mana jumlah itik jantan yang mati sebanyak 3.735 ekor dan itik petelor sebanyak 7.469 ekor, sehingga total kerugian peternak mencapai Rp 597.530.000.
Menurut Kadisnak pihaknya melaporkan total dana kerugian peternak itik tersebut kepadabupati sebagai bahan mengambil alternatif kebijakan, untuk membantu peternak dalam menekan kerugian materil yang mereka alami.
"Saat ini Pemerintah Kabupaten HSU tidak memiliki anggaran membantu secara langsung kerugian peternak dalam bentuk tunai, bantuan kami berikan hanya dalam bentuk obat-obatan disinfektan kepada peternak untuk mensterilkan kandang," kata Suriani.
Selain itu, tambah dia, bantuan dalam bentuk hibah, tidak diperbolehkan lagi dalam bentuk dana langsung dan harus lewat proposal yang dianggarkan pada 2015.
Namun, Suriani belum berani menjanjikan bantuan diberikan pada 2015, karena persoalan kerugian peternak itik akibat kasus flu burung masih dikaji pemerintah daerah.
Bantuan berupa obat Disinfektan telah disalurkan Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan (Disnak Kalsel)sebanyak 40 liter untuk peternak di HSU.
Bantuan obat-obatan ini, kata Suriani, merupakan yang terbesar diberikan Disnak Kalsel kepada Pemerintah Kabupaten/kota, karena pertimbangan bahwa Kabupaten HSU khususnya Desa Mamar merupakan sumber bibit Itik Alabio secara nasional.
Hingga akhir 2013 sebelum kasus flu burung merebak di HSU Diskannak masih memiliki 200 liter obat disinfektan namun telah habis dibagi-bagikan kepada para peternak itik.
Meski sudah tidak ada laporan kematian ternak itik, disejumlah sentra peternakan dan pembibitan itik, namun Diskannak HSU terus mengupayakan tambahan bantuan obat disinfektan mengingat Kalsel masih belum aman dari penyebaran virus H5N1 penyebab flu burung.