REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peredaran dan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar sangat memprihatinkan. Berdasarkan data pada Badan Narkotika Nasional (BNN) sebanyak 22 persen pengguna narkoba di Indonesia berasal dari kalangan pelajar.
BNN Provinsi DKI Jakarta terus berupaya untuk menciptakan lingkungan sekolah bersih narkoba di wilayah ibu kota. BNN DKI kian gencar mencetak kader antinarkoba di kalangan pelajar.
"Guna menekan angka penyalahgunaan narkoba terutama di lingkup siswa SMA kita mengadakan kegiatan penguatan kader secara bergiliran ke sekolah-sekolah," ujar Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Provinsi DKI, Emma Suryaningtyas.
Tahun ini, BNN DKI berencana untuk membentuk kader antinarkoba di 10 sekolah. Para pelajar itu akan menjadi menjadi kepanjangan tangan BNN DKI dalam menyampaikan informasi kepada lingkungan terdekatnya tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
"Melalui kegiatan itu BNN menyampaikan pesan berupa dampak penyalahgunaan narkoba," ungkap Emma. Ia juga menyampaikan bahwa pencegahan harus dilakukan secara dini sebagai antisipasi.
"Sekolah yang kita datangi tidak hanya yang terindikasi memiliki siswa pemakai narkoba namun juga yang masih bersih dari narkoba. Jadi sifatnya tidak hanya memberantas tapi juga mengantisipasi sebelum terjadi," tuturnya.
Menurut Emma, program penguatan kader ke sekolah tersebut sudah dilaksanakan BNN Provinsi sejak dua tahun terakhir. "Kita berharap melalui program ini keterlibatan siswa dalam penyalahgunaan narkoba tidak ada lagi di kota ini," harapnya.
Ia berharap siswa yang sudah mengikuti kegiatan ini dapat menyebarluaskan informasi tentang bahaya narkoba kepada teman sebaya, baik di sekolah maupun lingkungan di sekitarnya.
Jumat (21/3) lalu, BNN Provinsi DKI menggandeng SMAN 49 Jakarta Selatan. Wakil Kepala Sekolah, Bidang Humas SMAN 49, Oman Somari, berharap kunjungan BNN DKI bisa memberikan bekal berupa informasi tentang dampak dari penyalahgunaan narkoba, yang cenderung menjurus kepada kriminalitas.
Menurut Oman, sifat anak-anak yang suka coba-coba dapat mengak
ibatkan dampak negatif, dan bisa merusak citra keluarga dan sekolah yang bersangkutan.
Dalam kegiatan itu, Kepala BNNK Jakarta Selatan, Riki Yanuafi mengatakan, tak ada kesuksesan yang diraih lewat narkoba, baik sebagai pemakai maupun pengedarnya.
Menurut dia, seorang pecandu narkoba itu tidak punya harga diri dan rasa malu. ''Sebab jika sudah sakaw, dengan apa saja akan dilakukan bahkan dengan cara menjual tubuhnya," tutur Riki.
Seorang pecandu narkoba pasti pembohong, pencuri dan hal tersebut akan berdampak kepada ekonomi dan sosialnya, papar Riki. Seorang pecandu, kata dia, bisa dipulihkan