Rabu 26 Mar 2014 09:44 WIB

Wiranto: Koalisi Bukan untuk Bagi-Bagi Kekuasaan

Rep: erik purnama putra/ Red: Taufik Rachman
Wiranto (kiri)- Hary Tanoesoedibjo (kanan)
Foto: republika/prayogi
Wiranto (kiri)- Hary Tanoesoedibjo (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Hanura merasa percaya diri untuk mengusung pasangan Wiranto- Hary Tanoesoesibjo (Win-HT) sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2014. Ketua Umum Hanura Wiranto mengatakan, partainya tidak menutup kemungkinan untuk berkoalisi.

Kendati demikian, ia masih belum terpikir untuk bergabung dengan parpol lain untuk mendukung pasangan Win-HT. Pasalnya, komitmen Hanura adalah ingin agar koalisi itu tidak berorientasi kepada kekuasaan belaka.

"Hanura tidak menafikan koalisi setelah Pileg. Tapi, orientasi pasangan Win-HT ini bukan pembagiaan kekuasan dan pembagian jabatan menteri, tapi koalisi untuk membentuk kepemimpinan baru yang kuat," kata Wiranto di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu (26/3).

Menurut dia, duet Win-HT menawarkan gagasan baru demi pemerintahan Indonesia yang lebih baik. Karena itu, Hanura sukses mendobrak primordialisme yang masih berkembang di masyarakat. Dikotomi minoritas dan mayoritas, sipil dan militer diterobos Hanura demi mewadahi suatu model perbedaan.

Tidak mengherankan, ia mau berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo yang berlatar belakang etnis Tionghoa. Dia mengklaim, pasangan capres dan cawapres yang disokong Hanura untuk sementara ini paling ideal merepresentasikan keadaan bangsa ini.

"Kebersamaan ini adalah bentuk sinergi untuk membangun negeri sebagai bentuk penyatuan keberagaman dan persatuan bhinneka tunggal ika," kata mantan panglima ABRI itu."Setelah merdeka selama 69 tahun, model penyatuan Win-HT ini menunjukkan kesempatan bahwa minoritas diberi kesempatan memimpin negeri ini."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement