Oleh: Ani Nursalikah
Abdulhamid juga menggunakan fotografi untuk mencitrakan Kekaisaran Ottoman kepada dunia luar sebagai negara modern. Pemerintah Ottoman telah lama menyadari citra negaranya yang kurang baik di surat kabar Eropa Barat dan ibu kotanya.
Ketidaksukaan tersebut mungkin akibat pengepungan di Wina pada 1683 hingga penaklukan Konstantinopel pada 1453 atau pertempuran Malazgirt pada 1071. Kebencian terus meningkat sejak penindasan Ottoman terhadap pemberontakan di Bulgaria atau yang lebih dikenal sebagai “pembantaian Bulgaria” pada 1875 dan 1876.
Sejak saat itu, Abdulhamid sangat sensitif terhadap pendapat Eropa. Namun, jika ia ingin kerajaannya tetap hidup, ia membutuhkan dukungan dari kekuatan Eropa. Ia sering berkunjung ke Eropa untuk menikmati makan malam dan memberi berbagai hadiah untuk memenangkan publisitas yang menguntungkan.
Pada 1893, sebagai bagian dari kampanye publisitas, ia mengirim album-album foto kepada Pemerintah Inggris, Prancis, Amerika, dan Jerman. Sebanyak 51 dari album itu yang berisi lebih dari 1.800 foto kini tersimpan di bagian Oriental Perpustakaan Inggris.
Sebanyak 31 di antaranya berisi foto-foto yang diambil oleh Abdullah Freres. Album foto tersebut berwarna merah, hijau, dan emas yang sangat indah.
Beberapa berukuran sangat besar dan memiliki banyak halaman yang tebal. Bagian sampul muka dihiasi dengan dekorasi timbul sedemikian rupa dan berukuran besar sehingga hanya orang yang sangat kuat yang dapat mengangkat mereka.
“Foto-foto tersebut tampaknya telah dipilih untuk menggambarkan dan mendokumentasikan upaya keras yang dilakukan Sultan dan para menterinya untuk mereformasi dan memodernisasi lembaga kesultanan. Sebagian lainnya digunakan untuk mendokumentasikan wilayah kesultanan dan arsitektur Konstantinopel yang indah,” tulis Mohammed Isa Waley, seorang kurator.