Oleh: Ani Nursalikah
Sultan di balik lensa
Mustahil menganggap sultan Ottoman tidak melakukan apa pun untuk rakyatnya. Mungkin Ottoman dianggap sebagai “orang sakit Eropa” secara politik, tapi ia adalah bentuk Timur Tengah yang modern.
Beberapa pemimpin Arab masa depan dididik di sekolah-sekolah Pemerintah Ottoman. Memang, Kekaisaran Ottoman sangat mengesankan bagi negara tetangganya. Penguasa di Bukhara, Yaman, atau Afghanistan yang ingin memodernisasi negaranya kerap meminta saran ke Konstantinopel.
Namun, upaya sultan untuk mengesankan Barat sedikit berhasil. Hal itu terutama setelah penindasan pemberontakan Armenia pada 1894 dan perang Yunani-Turki pada 1897. Saat itu, ia menerima publisitas yang tidak menguntungkan. Ketika ia digulingkan oleh revolusi Turki Muda pada 1908 dan 1909, Barat bersukacita.
Koleksi foto Abdulhamid memberikan gambaran yang tak terlupakan dari perjuangan kerajaan setengah Eropa dan Timur Tengah untuk bertahan hidup.
Satu hal yang mengejutkan, tidak ada foto-foto kereta api di albumnya. Padahal, kereta Orient Express telah menghubungkan Konstantinopel dengan ibu kota lain di Eropa setelah 1883.
Figur manusia secara hati-hati berpose di depan gedung-gedung pemerintahan atau studio. Entah apa alasannya, tidak ada foto manusia di jalan-jalan kota. Yang paling penting, tidak ada foto diri sang sultan sekalipun.
Entah karena takut ada pistol yang mungkin disembunyikan di kamera atau karena alasan keagamaan, gambar diri sang sultan pemuja fotografi ini menjadi pengecualian. Dan, semuanya terjadi di tengah upaya kerasnya meningkatkan citra kerajaannya.