Rabu 26 Mar 2014 11:05 WIB

Mayoritas Siswa Setuju Pelajaran Agama Masuk Ujian Nasional

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
 Mata pelajaran agama  (ilustrasi)
Foto: Antara
Mata pelajaran agama (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sebanyak 76,3 persen siswa SMA di Pulau Jawa dan Sulawesi  setuju bila Pemerintah mengujikan pelajaran agama masuk dalam ujian nasional (UN). Ini terungkap dalam laporan tahunan (annual report) pendidikan agama dan keagamaan Tahun 2013 yang diluncurkan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Selasa (25/3).

Kepala Badan Litbang dan Diklat, Machasin menjelaskan pihaknya melakukan survei terkait persepsi siswa pada 2012. Hasilnya, terang dia, memang cukup menarik dimana 76,3 persen siswa setuju bila pelajaran agama masuk dalam materi yang diujikan UN.

"Data ini menepis pandangan dari sebagian kalangan yang keberatan bila pelajaran agama masuk UN," ujarnya.

Dikatakannya, alasan beberapa kalangan yang menolak pelajaran agama masuk dalam UN karena pelajaran agama hanya menitik beratkan pada aspek afektif dan psikomotorik ketimbang kognitif. Namun beberapa pihak membantah penilaian hanya berdasarkan kognitif tersebut.

Menurutnya, bila pendidikan agama hanya dinilai dari kognitif lewat pemikiran dan hafalan, maka pelajaran agama tidak akan pernah membentuk karakter siswa. Dalam laporan tahunan tersebut juga dijelaskan hasil penelitian yang dijalankan pada lima ruang lingkup.

Pertama akses dan layanan pendidikan agama dan keagamaan, kedua eksistensi madrasah, pesantren, dan penyelenggaraan pendidikan agama di tengah arus perubahan sosial. Ketiga, pendidikan agama, radikalisme, dan toleransi. Keempat, pesantren, redikalisme, dan pendidikan kewarganegaraan dan kelima, multikulturalisme dan paham kebangsaan pada guru dan dosen pada Guru Pendidikan Agama Islam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement