Rabu 26 Mar 2014 11:11 WIB

Ukraina Tunggu Dana Bailout dari IMF

Rep: Friska Yolandha/ Red: Bilal Ramadhan
Peta Ukraina
Foto: VOA
Peta Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Ukraina akan menerima penilaian dari Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rangka permintaan bailout atau dana talangan. Menteri Keuangan Ukraina Oleksandr Shlapak menyatakan negara tersebut memerlukan dana 15-20 miliar dolar AS.

Pembicaraan pinjaman dari IMF telah dimulai sejak tiga pekan lalu. Untuk mempercepat prosesnya, Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk membatalkan perjalanannya ke Den Haag, di mana pemimpin negara berkumpul mendiskusikan kebuntuan antara Rusia dan Ukraina.

Pemerintah Ukraina bergulat dengan ekonomi usai digulingkannya Presiden Viktor Yanukovych. Jika kondisinya terus memburuk, tidak dipungkiri Ukraina akan menghadapi resesi ketiga sejak 2008.

Shlapak menyatakan, ekonomi Ukraina akan tumbuh tiga persen tahun ini. Mata uang hryvnia sudah anjlok 24,7 persen terhadap dolar AS sejak awal tahun. Per Selasa (25/3), nilai tukar ini melemah 2,7 persen menjadi 10,95 per dolar AS.

Sementara pemerintahan di Kiev menghimpun bantuan untuk menghindari default, Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan berbicara terkait akibat dari tindakan Rusia terhadap keamanan Eropa.

Sebelumnya Obama telah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin soal sanksi tambahan yang akan diberikan jika Rusia meneruskan invasi ke Timur Ukraina setelah menguasai Crimea.

Efek sanksi yang diberikan cukup besar bagi pasar modal Rusia. Indeks MICEX telah anjlok 12 persen sejak awal tahun. Turunnya indeks Rusia ini lebih buruk dibandingkan indeks negara berkembang MSCI.

Mata uang Rusia rubel juga melemah 7,7 persen sejak awal tahun. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rubel menjadi nilai tukar terburuk kedua di antara 24 negara berkembang.

Investor telah menarik dana 5,5 miliar dolar AS dari ekuitas dan obligasi Rusia sejak awal tahun. Hal ini mendekati total outflow sepanjang 2013, yaitu sebesar 6,1 miliar dolar AS. Sehingga, Kementerian Keuangan Rusia akhirnya memutuskan untuk menunda penawaran obligasi keempat.

"Pasar saat ini masih kurang menguntungkan," tulis pernyataan Kementerian Keuangan Rusia, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (26/3).

AS telah membekukan aset 31 orang Rusia yang disinyalir dekat dengan Putin. Uni Eropa telah menetapkan 51 orang dalam daftar hitam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement