Rabu 26 Mar 2014 16:03 WIB

Megawati, Blitar dan Sambal Pecel

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Bilal Ramadhan
Megawati Soekarnoputri
Foto: antara
Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN-- Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno tidak hanya mewariskan pemikiran ideologi bagi putrinya, Megawati Soekarnoputri. Kesukaan akan sampel pecel pun ternyata menurun pada Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu.

Saat blusukan ke Pasar Beringharjo, Yogjakarta, Selasa (25/3), perhatian Mega tidak lepas dari pedagang pecel. Menjadi satu kebiasaan bagi Mega untuk memerhatikan apa yang ada di sekitarnya sebelum turun dari kendaraan. "Jadi ketika turun, saya langsung lihat, wah di situ kok ada pecel," ujar dia, saat berbincang dengan awak media, di Bandara Adisucipto, Yogja.

Sambel pecel tampaknya sudah 'mendarah daging' dalam keluarga Mega. Khususnya sambel pecel khas Blitar. "Jadi memang dari kecil itu sudah dicekoki dengan sambel pecel. Kami saja sampai sekarang fanatik dengan sambel pecel Blitar," kata dia.

Perhatiannya akan pecel membuat Mega 'akal-akalan'. Saat turun dari kendaraan, Presiden Kelima RI itu hanya melintasi saja pedagang pecel yang berada di sisi jalan. Ia memang bertujuan ingin melihat situasi di dalam pasar. Ia pun menyusuri lorong pasar dan sempat berbincang dengan pedagang baju di Pasar Beringharjo.

Kehadiran Mega membuat lorong pasar yang lebarnya tak lebih dari tiga meter itu pun semakin sesak. Perhatian pedagang dan warga yang ada di pasar tersedot pada Mega. Antusiasme yang tinggi ini menimbulkan kekhawatiran sendiri bagi Mega. "Saya jadi khawatir bahwa mereka lupa sehingga meninggalkan kiosnya. Siapa tahu ada yang berniat tidak baik," ujar dia.

Mega putar arah kembali ke luar pasar. Namun saat itu, muncul pemikiran lain. Mega kembali teringat dengan pedagang pecel yang ada di luar pintu lorong pasar. "Nah ini kesempatan, bisa sedikit mampir ke tempat pecel itu," kata dia.

Setibanya di luar, Mega memang menyempatkan diri untuk mengobrol dengan ibu penjual pecel. Memang tidak hanya pecel yang dijual, ada juga gudeng dan mie goreng. Selama obrolan, Mega pun 'ngiler' ingin mencicipi. Namun sayang, situasinya tidak memungkinkan.

"Saya juga sebetulnya sudah pengen beli yah, tapi langsung saya pikir wah nanti ternyata dirumun lagi kan. Ya sudahlah, lebih baik angkat kaki," ujarnya, sambil tersenyum.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement