Rabu 26 Mar 2014 21:23 WIB

Sebagian Jalur Potensial KA Belum Tersentuh Revitalisasi

   Pengendara motor di perlintasan kereta api.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengendara motor di perlintasan kereta api. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebagian jalur potensial kereta api (KA) di Jawa Tengah belum tersentuh revitalisasi karena Pemerintah cenderung memperhatikan jalur-jalur utama akibatnya kondisi tersebut menghambat arus pertumbuhan ekonomi.

"Jalur-jalur potensial yang masih belum tersentuh di antaranya Semarang-Rembang, dari situ dilanjutkan ke jalur yang sudah ada yaitu Semarang hingga Bojonegoro," ujar pengamat transportasi, Joko Setiowarno di Semarang, Rabu.

Akses lain yang juga perlu diperhatikan yaitu jalur Cepu-Blora, sedangkan untuk jalur tengah ada Semarang-Kedungjati sampai Magelang-Jogja.

Untuk akses tersebut yang menghambat kelancaran lalu lintas adalah truk pasir, katanya, sebagai solusi lebih baik pengangkutan pasir menggunakan jasa kereta api.

Joko mengatakan selama ini jalur kereta api menuju Jawa Tengah yang tidak aktif mencapai 600 km dan ini lebih banyak dibandingkan dengan jalur yang aktif.

"Perbandingannya 48 persen jalur aktif sedangkan sisanya tidak aktif, upaya untuk mendorong agar semua jalur aktif melalui RIPNas atau Rencana Induk Perkeretaapian Nasional)," ujarnya.

Melalui program tersebut diharapkan lima tahun ke depan jalur yang tidak aktif menjadi aktif sehingga mengurangi beban jalan raya.

Selanjutnya jalur-jalur tersebut langsung dihubungkan dengan pelabuhan karena untuk menjadi pelabuhan internasional salah satu syarat adalah tersedianya jalur kereta api.

Tak hanya menguntungkan bagi sektor industri, dengan tersedianya jalur kereta api tersebut maka juga akan menguntungkan

pihak pelabuhan. "Karena pelabuhan tidak harus menyediakan kawasan parkir untuk truk yang tentu membutuhkan ruang cukup luas, selain itu yang pasti lebih efisien dari segi waktu dan biaya," tukasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement