Kamis 27 Mar 2014 21:13 WIB

Banyak Remaja Australia Jadi Korban Jaringan Pornografi Anak

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sejumlah remaja Australia, di antaranya baru berusia 14 tahun, telah ditipu dan dibujuk untuk membuat video diri mereka sendiri untuk sebuah jaringan pornografi anak online. Jaringan ini termasuk salah satu yang terbesar yang pernah terbongkar.

Pekan lalu, pihak berwenang Amerika Serikat mengumumkan telah menemukan sebuah jaringan pornografi anak online dengan lebih dari 27 ribu anggota yang saling berbagi video anak dan remaja yang eksplisit secara seksual.

Manager nasional Operasi Kejahatan Teknologi Tinggi dari Kepolisian Federal Australia (AFP), Tim Morris, mengungkapkan, paling sedikit tujuh korban - berusia antara 14 dan 17 tahun - adalah remaja Australia. Sejauh ini lima warga Australia telah dikenai dakwaan sehubungan dengan jaringan tersebut.

Para penjahat itu dikatakan mengadakan interaksi yang direkam dengan anak-anak remaja yang cantik-cantik, dibujuk agar melakukan kegiatan seksual dengan diri sendiri melalui webcam yang dikomunikasikan lewat internet.

"Yang membuat kita kasihan, para korban mengira mereka berinternaksi dengan sebaya mereka. Ternyata mereka berinteraksi dengan pria yang kebanyakan setengah umur," jelas Morris, belum lama ini.

Saat ini, kata Morris, prioritas utama polisi adalah mengidentifikasi dan menghubungi mereka. Selain itu, juga memberitahu orangtua mereka bahwa anaknya telah menjadi korban.

Morris mengatakan, para korban merasa sangat malu, sementara orangtua mereka sangat terpukul.

Para remaja itu ditarget melalui website dengan kemampuan video chat, tapi Morris menandaskan, yang salah adalah para penjahat itu, bukan teknologinya.

Menurut Morris, kasus ini mengingatkan tentang resiko yang dihadapi anak-anak dan remaja saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement