Kamis 27 Mar 2014 10:38 WIB

Saudi Airlines Pertimbangkan Beri Kompensasi

Jamaah Umrah yang terlantar
Foto: Antara
Jamaah Umrah yang terlantar

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah/Ani Nursalikah

Usulan pembuatan MoU sedang dibahas pimpinan Saudi Airlines di Jeddah.

JAKARTA — Setelah beberapa kali dihujani keluhan dan protes dari pihak travel serta jamaah umrah yang mengalami penundaan keberangkatan ke Tanah Suci, maskapai Saudi Arabian Airlines akhirnya buka suara. Perusahaan penerbangan asal Arab Saudi ini berjanji akan memperhatikan berbagai keluhan tersebut.

Seperti dikatakan Manajer Perwakilan Saudi Airlines di Indonesia, Fawaz Alharby, Rabu (26/3), pihaknya sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menanggung kerugian yang diderita ratusan jamaah umrah akibat penundaan penerbangan.

Terutama yang terjadi pada 12 Maret lalu. Pihaknya, kata Fawaz, sedang berkoordinasi dengan pimpinan Saudi Airlines di Jeddah terkait permasalahan ini.

“Kita jamin akan ada penjelasan dan berbagai usulan untuk menanggung kerugian jamaah dan agen travel akibat penundaan penerbangan. Sedang kita pertimbangkan,” ujarnya.

Ia menegaskan, Saudi Airlines tidak akan menutup mata atas berbagai keluhan yang disampaikan pihak travel dan jamaah umrah.

Termasuk, katanya, bila ada usulan untuk membuat nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan asosiasi travel umrah. “Hal itu sedang dibahas oleh pimpinan Saudi Airlines, sejauh mana MoU tersebut memungkinkan untuk dibuat.”

Fawaz juga menegaskan, tidak ada jamaah umrah yang ditelantarkan selama terjadi penundaan penerbangan. “Pada saat itu, semua jamaah yang ditunda penerbangannya kita tangani dengan baik, seperti ditanggung akomodasi dan transportasinya selama di Jakarta.”

Hal ini sekaligus menjawab berbagai tuduhan dan pemberitaan yang menyatakan bahwa Saudi Airlines tidak menanggung akomodasi dan transportasi jamaah selama penundaan penerbangan.

“Saat itu, sebanyak 420-an jamaah yang mengalami penundaan keberangkatan umrah sudah kita tangani langsung,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Humas Saudi Airlines di Indonesia, Januardi Syafri, menambahkan, tuduhan yang menyatakan bahwa jamaah umrah gagal berangkat harus diklarifikasi.

Sebab, katanya, jamaah tetap berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan umrah walaupun berselang beberapa hari dari jadwal semula.

Mengenai usulan dari sejumlah travel agar dibuat MoU yang berisi kesepakatan untuk bersama-sama menanggung kerugian bila ada penundaan atau pembatalan penerbangan, Januardi mengatakan, pihaknya belum bisa memberi kepastian mengenai hal itu.

“Masih dibahas di kantor pusat Saudi Airlines di Jeddah,” katanya. Ia memprediksi, dalam sepekan mendatang akan ada jawaban resmi dari pihak Saudi Airlines di Jeddah terkait usulan ini.

Yang pasti, Januardi melanjutkan, pihak Saudi Airlines sangat memperhatikan keluhan jamaah umrah Indonesia sebagai pengguna setia penerbangan Saudi Airlines.

12 Maret lalu, sebanyak 420 jamaah umrah dari 10 agen travel telantar di selasar Terminal D2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, hingga dini hari setelah pesawat Saudi Arabian Airlines menunda penerbangan mereka ke Tanah Suci.

Sempat berada di dalam kabin pesawat selama empat jam, para jamaah tersebut kemudian diminta turun kembali ke terminal, dengan alasan pesawat mengalami permasalahan mesin. Para jamaah pun kemudian diinapkan selama beberapa hari di beberapa hotel di Jakarta.

Akibat kejadian itu, puluhan agen travel yang memberangkatkan ratusan jamaah tersebut mengaku mengalami kerugian cukup besar karena berbagai akomodasi dan transportasi yang sudah dipesan di Saudi akhirnya “hangus” atau tidak bisa digunakan lantaran jamaah tidak datang sesuai jadwal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement