REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pada masa Perang Dunia II, ada sebuah peritiwa usaha melarikan diri dari penjara yang amat terkenal. Saking populernya, kisahnya dibuat film berjudul The Great Escape. Salah satu dari mereka yang melarikan diri dan bertahan hidup sampai sekarang adalah Paul Royle, seorang warga negara Australia.
Di Eropa, tengah diadakan peringatan peristiwa melarikan diri 76 orang dari kamp penjara Jerman Stalag Luft 70 tahun lalu.
Mereka kabur dengan cara menggali terowongan sedalam 10 meter.
Tiga tahanan dari pihak sekutu berhasil kabur, namun sisanya ditangkap kembali, dan 50 dibunuh atas perintah Adolf Hitler.
Salah satu yang tidak dibunuh adalah Letnan Paul Royle, yang kini berusia 100 tahun.
Ia masih ingat saat rombongan tahanan tersebut akhirnya keluar dari terowongan. "Cantik sekali, dan yang terlihat hanyalah salju dan pohon cemara. Salju dimana-mana, dingin," ceritanya.
Setelah keluar dari terowongan, Royle menunggu temannya, kemudian mereka berdua berjalan semalaman dan tidur di hutan.
Namun, tak lama kemudian, mereka berdua tertangkap lagi di sebuah desa kecil. Mereka dikurung di penjara setempat, kemudian kembali dimasukkan ke kamp.
Di sana, Ia bertemu dengan penulis dan pilot Paul Brickall, yang kemudian menulis buku The Great Escape, tentang usaha melarikan diri tersebut.
Royle menjadi tahanan perang selama hampir lima tahun, kemudian kembali ke Australia dan bekerja di industri tambang.
Usaha melarikan diri itu direncanakan secara amat hati-hati, ceritanya. Terowongan sepanjang 110 meter itu dibuat selama berbulan-bulan menggunakan alat yang dibuat dari kaleng.
Para tahanan juga diam-diam membuat berbagai barang sebagai pelengkap usaha kabur, seperti pakaian sipil, dokumen palsu dan kompas.
Tugas Royle saat itu adalah menyembunyikan dan membuang tanah yang digali untuk membuat terowongan. Ia harus menuangkan tanah ke dalam baju dalamnya, kemudian tanah itu dibuang di lapangan penjara, saat tak ada yang mengawasi.
Ia mengaku tak takut saat berlari keluar dalam terowongan. "Ada pikiran lain. Kita ingin keluar," ceritanya.
Namun, Royle tidak menyukai film The Great Escape, yang dirilis tahun 1963. "Saya amat tidak suka film itu karena tak ada sepeda motor...dan tak ada orang Amerika di sana," ucapnya belum lama ini.
Royle yang rendah hati tak menganggap apa yang Ia lakukan adalah hal yang luar biasa. "Ah, menurut saya tidak. Kebanyakan orang kalau dipikir-pikir memiliki kehidupan yang luar biasa," katanya.
Meskipun ada perayaan di Eropa, hari itu Royle seperti biasa menghabiskan waktu bermain kartu.