Kamis 27 Mar 2014 18:08 WIB

KH Sanja, Ahli Gramatika Arab (1)

KH Sanja.
Foto: Wordpress.com
KH Sanja.

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Nama KH Sanja, pendiri Pondok Pesantren Riyadul Alfiyah, melekat di kalangan para santri yang sering mengikuti pengajian sorogan kitab Alfiyah (gramatika bahasa Arab).

Pria yang lahir di Cigintung, Pandegelang, Banten, pada 1917 ini terkenal akan keahliannya dalam bidang ilmu nahwu shorof.

Ilmu inilah yang menjadi pintu masuk bagi yang ingin memahami teks-teks literal bahasa arab yang tidak berharakat sehingga dapat mendapatkan makna yang sebenarnya.

Tata bahasa gramatikal Arab ini, belum ada pada zaman Rasulullah SAW. Kitab-kitab ini disusun oleh para ulama agar pemahaman tentang Alquran dan hadis bisa terus dijaga.

Sanja lahir dari ayah bernama Kasmin bin Adil dan ibunya bernama Umi Elas. Ia kemudian menimba ilmu agama di Pesantren Kadugadung Cipeucang, Pandeglang, sekaligus mengenyam pendidikan formal di Vervolksch School pada zaman Belanda  yang setingkat dengan sekolah lanjutan.

Pembelajarannya menggunakan pengantar bahasa daerah dan masa belajar yang ditempuh selama dua tahun. Selepas dari pendidikan tersebut, Sanja terus nyantri pada guru-guru ngaji dan kiai terkemuka di seluruh Banten. Antara lain, Syekh Tubagus Abdul Halim, Syekh Muqri Karabohong Labuan, dan Syekh Tubagus Ahmad Bakri bin Tubagus Seda.

Keluar dari Banten, Sanja terus menimba ilmu di pesantren besar hingga ke Garut di bawah asuhan Syekh Adro'i yang terkenal sebagai ahli kitab Alfiyah. Ia juga belajar pada Syekh Ahmad Syatibi, Syeikh Ruyani di Bogor, juga kiai besar lain yang memimpin pesantren di Cirebon dan Pekalongan.

Petualangannya dalam menimba ilmu ini memperkaya pemahamannya pada gramatika Arab. Ia pun merasa dirinya telah mampu di bidang ilmu nahwu shorof.

Kembali dari perantauannya dalam mempelajari kitab-kitab dari kiai besar, Sanja kemudian pulang ke Pandeglang. Ia kemudian mendirikan Pondok Pesantren Riyadul Alfiyah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement