REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO – Para ulama dunia yang menjadi peserta Konferensi Ulama Internasional di Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (29/3), mendoakan Pemilu 2014 berlangsung damai dan menghasilkan pemimpin yang terbaik.
Doa itu dipanjatkan Prof Dr Wahbah az-Zuhaily (Suriah), Syekh Mahdi as-Sumaidai (Irak), dan Syekh Abdul Karim ad-Dibaghiy (Aljazair), demikian keterangan tertulis KH Hasyim Muzadi selaku Sekretaris Jenderal Internasional Conference Of Islamic Scholar (ICIS).
"Konferensi tersebut membahas banyak hal terkait dengan masalah dalam negeri dan luar negeri. Untuk dalam negeri, terkait dengan perang di sejumlah negara yang Timur Tengah dan kondisi Indonesia pascareformasi," kata Hasyim.
Mantan Ketua Umum PBNU itu menjelaskan, konferensi ulama skala dunia yang digelar selama dua hari, Sabtu-Ahad (30/3) itu mendengarkan penjelasan dari ulama dari Timur soal "Arab Spring" atau perang di beberapa negara di Timur Tengah belakangan ini.
"Dari situ pula kita akan tahu solusinya dan konferensi itu diharapkan menghasilkan konsep perdamaian di berbagai belahan dunia," katanya.
Hasyim mengatakan pihaknya juga ingin memperkenalkan Pancasila yang selama ini menjadi dasar negara Indonesia. "Di pondok pesantren inilah, NU pertama kali mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Ketika itu di pesantren ini digelar Muktamar NU pada tahun 1984," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Hasyim menegaskan bahwa para ulama selalu menjadi pemimpin perubahan di Indonesia. Dan, kini saatnya ulama Indonesia menjadi pelopor pemberantasan korupsi yang telah merasuk ke semua lini kehidupan masyarakat.