REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nashih Nashrullah
Prosesi dan prosedur pernikahan yang berlaku di Irak lebih kental nuansa adat daripada tuntunan agama.
Mereka berkunjung dan saling berkenalan satu sama lain. Usai mengutarakan maksudnya, sang ayah mempelai perempuan meninggalkan ruangan dan meminta pendapat putrinya.
Setelah kesepakatan secara lisan, orang-orang mulai saling memberi selamat dan dua keluarga ditetapkan untuk menjadi satu.
Ini ditandai dengan sharbet, jamuan minuman (ini bisa apa saja termasuk koktail). Proses berikutnya dilanjutkan dengan pertunangan, tak ada yang istimewa dari prosesi ini.
Dalam tahapan berikutnya adalah prosesi pemberian hadiah (nishan). Biasanya diorganisasi dan diselenggarakan oleh keluarga pengantin wanita.
Sekarang, sebagian besar pengantin memutuskan untuk memiliki acara ini terjadi di sebuah hotel atau mungkin di tempat pantai, kolam renang, atau taman luar ruangan.
Nishan berarti ketika mempelai pria dan keluarganya membawa hadiah untuk pengantin wanita. Bisa berupa emas, permata, perhiasan, pakaian, parfum, dan lainnya tergantung kemampuan keluarga masing-masing.
Sebagian besar keluarga menunjukkan kemurahan hati dan rasa terima kasih terhadap pengantin mereka. Sedangkan dalam prosesi berikutnya, tak ada perbedaan dengan kebanyak prosesi, seperti akad nikah dan resepsi pernikhan.
Hanya saja, dalam tradisi pernikahan tradisional Irak, mengenal istilah al-saba. Pesta ini diselenggarakan tujuh hari setelah pesta pernikahan. Berdasarkan adat, ini disesuaikan dengan masa kembali mereka dari bulan madu.
Saba ini diadakan di rumah keluarga pengantin pria dan wanita hanya diundang. Suami menunggu di ruang yang terpisah dari pesta sementara istrinya menghibur para wanita. Para undangan membawa hadiah untuk pasangan pengantin.
Beberapa tradisi lainnya ialah pemilihan warna bagi pengantin. Pengantin lajang atau gadis akan mengenakan gaun berwarna putih sebagai lambang kesucian mereka. Sedangkan bagi janda, biasanya memilih warna cerah selain putih.
Di Mosul, pengantin itu menggunakan lebih dari tujuh gaun selama perayaan pernikahan, tapi sekarang jumlahnya turun, hanya empat corak.
Bagi keluarga mampu, mereka akan disibukkan dengan penyewaan jasa penyelenggara gelaran, yang paling diminati adalah perusahaan Beirut. Ini lantaran Lebanon dianggap sebagai kiblat fashion dan mode di kawasan Timur Tengah.