Ahad 30 Mar 2014 19:01 WIB

Konferensi Internasional Ulama Hasilkan 9 Rekomendasi

Rep: Indah Wulandari/ Red: Hazliansyah
KH Hasyim Muzadi
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Konferensi internasional ulama di pondok pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo menghasilkan rekomendasi terkait sembilan hal. 

Rekomendasi yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Internasional Conference Of Islamic Scholars (ICIS), KH Hasyim Muzadi tersebut dibacakan oleh Cholil Nafis didampingi sejumlah delegasi dari dalam dan luar negeri.

Sembilan poin tersebut meliputi beberapa hal. Yaitu moderasi pemikiran, moderasi dalam penerapan syariah, moderasi dalam bertoleransi, moderasi dalam berpolitik, moderasi dalam pendidikan dan pengajaran, moderasi dalam ekonomi, dan moderasi dalam tradisi dan budaya. 

Hasyim Muzadi menjelaskan, moderasi dalam upaya penerapan syariah yaitu menjauhkan sikap kekerasan dan berlebihan. Bahwa sesungguhnya Islam adalah agama damai dan rahmat. 

"Islam jauh dari sikap radikalisme maupun liberalisme. Selalu berpegang pada prinsip menegakkan kebaikan dengan sikap yang baik, dan melarang kemungkaran dengan tanpa kemungkaran," kata Hasyim, Ahad (30/3).

Selanjutnya, kata Hasyim, moderasi politik yaitu penguatan terhadap teori demokrasi dan hak asasi manusia. Islam, katanya, tak hanya mengajarkan demokrasi dan hak asasi manusia. 

"Tapi sebuah konsep yang universal dengan menghargai sikap demokrasi dengan konsep musyawarah, serta menempatkan kedudukan manusia dan hak haknya pada tempat yang hakiki," jelasnya.

Sedangkan moderasi pendidikan, menurut Hasyim, terkait dengan peniangkatakan pendidikan bagi umat Islam dari semua disiplin ilmu. Umat Islam kini sedang mendapat tantangan dalam bidang ilmu, teknologi, dan informasi. 

"Kualitas umat Islam tak sebanding dengan jumlah umat Islam. Harus menyiapkan kader yang kompeten sehingga mampu berkompetisi," paparnya. 

Tentang moderasi ekonomi, Hasyim mengatakan, bahwa perekonomian umat Islam di seluruh dunia harus ditingkatkan. Pasalnya, mayoritas umat Islam kini sedang menghadapi masalah ekonomi. 

"Kami mendorong umat Islam lebih sejahtera. Umat Islam selama ini banyak yang miskin. Umat Islam lebih banyak sebagai penerima zakat bukan pemberi zakat," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement