Senin 31 Mar 2014 19:44 WIB

Tumbuhkan Nasionalisme, Dwiki Hibur WNI di Sabah (2)

musisi dwiki darmawan dan ita purnasamari usai menghibur masyarakat indonesia di sabah
Foto: dok.pribadi
musisi dwiki darmawan dan ita purnasamari usai menghibur masyarakat indonesia di sabah

REPUBLIKA.CO.ID,

Keberangkatan Dwiki dan rombongan ke Sabah, atas undangan Yayasan Peduli Pendidikan Anak Indonesia, sebuah Yayasan pimpinan Firdaus Attawuwur, yang menyelenggarakan pendidikan mulai PAUD hingga SMA di Perkebunan-perkebunan Sawit.

Menurut Dwiki, hingga kini Yayasan Peduli Pendidikan Anak Indonesia telah mampu menampung 7000 pelajar anak-anak TKI di Sabah, Malaysia. ''Dari total sekitar 50.000-an anak-anak TKI adalah usia sekolah,'' jelas Dwiki.

Di samping undangan silaturahim dengan masyarakat Indonesia yang menjadi TKI dan keluarganya di berbagai perkebunan Sawit di Sabah, Dwiki dan rombongan sempat berjunjung ke Seraya Bentang Wawasan di Tawau (milik yayasan Sabah) dan di Sahabat, Lahad Datu milik FELDA. Dwiki pun sempat menghibur mereka di sana.

Perjalanan dari Jakarta menggunakan Lion Air Jakarta-Tarakan (Kalimantan Utara) selama sekitar 2,5 jam dilanjutkan dengan menggunakan pesawat proppeler ATR 72 Maskapai MAS-Wings dari Tarakan–Tawau (Sabah) sekitar 30 menit penerbangan.

Dari Tawau kemudian dilanjutkan penjelajahan darat menggunakan mobil Double Cabin, ke berbagai perkebunan Sawit di seantero Negeri Sabah.

''Saya pun tidak tahan untuk tidak memegang kemudi, akhirnya setelah beberapa jam perjalanan saya mengambil alih kemudi, mengingatkan zaman muda dulu sering off road. Memang saya senang sekali adventure,'' ungkap Dwiki polos.

Dari perjalanan tersebut, Dwiki mengetahui anak TKI yang mendapat kesempatan menjalani pendidikan baru sebanyak 10.000 anak saja.

Sekolah-sekolah di perkebunan sawit yang didirikan Yayasan Peduli Pendidikan Anak Indonesia diantaranya menampung 7000, sisanya ditangani beberapa LSM lainnya,

Sedangkan SIKK (Sekolah Indonesia Kota Kinabalu) hanya bisa menampung sekitar 400 hingga 500 siswa dan lokasinya terlalu jauh dari lokasi perkebunan.

Dari sisi nasionalisme dan kebangsaan, menurut Dwiki, fenomena TKI di Sabah sangat rentan. Bahkan ketika ia bertanya kepada para TKI, hampir lebih dari 60 persen menyatakan memilih menjadi warga negara Malaysia!.

Untuk menumbuhkan nasionalisme tersebut, pada konser menghibur TKI dan Keluarganya pertengahan Maret lalu, Dwiki dan rombongan mengawali konsernya dengan bersama-sama menyanyikan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Di akhir konser, Dwiki mengajak masyarakat yang ada untuk menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. ''Sungguh mengharukan, tak lupa kami berdoa bersama untuk mendoakan para korban Pesawat MH 370 yang sampai saat ini masih belum jelas nasibnya,'' ujar Dwiki haru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement