Selasa 01 Apr 2014 18:27 WIB

Hilangnya MH 370 Menjadi Pencarian Paling Menantang

Rep: Alicia Saqina/ Red: Julkifli Marbun
 Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370  berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3).   (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3). (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

REPUBLIKA.CO.ID,  PERTH -- Australia menyebut hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH 370 menjadi pencarian yang paling menantang dalam sejarah penerbangan. Marsekal Udara Angus Houston mengatakan, pencarian bangkai maupun puing-puing MAS yang hilang kontak pada 8 Maret 2014 itu, mampu memakan waktu berminggu-minggu.

 

Berbicara di hadapan publik, Selasa (1/4), Houston yang memimpin Badan Koordinasi Pusat Bersama mengatakan, tugas pencarian pesawat yang mengangkut 239 penumpang itu sangat kompleks dan menuntut. Sebab, anggota tim pencarian tak memiliki informasi kuat terkait hilangnya pesawat. Sehingga menemukan kesulitan dalam bekerja.

 

''Ini bukan lah sesuatu yang dapat diselesaikan hanya dalam waktu dua minggu ke depan,'' kata Houston, seperti dikutip dari BBC News, Selasa (1/4).

 

Tim operasi pencarian internasional saja, hingga saat ini, masih belum menemukan tanda-tanda penemuan pesawat yang dikatakan jatuh di selatan Samudra Hindia itu. Oleh karena itu, proses pencariannya kini terus berlanjut.

 

Setidaknya pada Selasa, 10 pesawat militer dan sembilan kapal dijadwalkan melakukan pemeriksaan di zona pencarian. Selebihnya, yakni satu kapal milik pertahanan Australia, kata dia, sedang dalam perjalanan menuju daerah pencarian tersebut

 

Houston pun menjelaskan, minimnya informasi tentang MH 370 yang dimiliki tim pencarian, terletak pada data penerbangan. Ia mengatakan, tim tak memiliki informasi mengenai seberapa tinggi MAS terbang setelah menghilang dari pantauan radar.

 

Belum lagi, menurut laporan BBC, perubahan sekecil apapun yang dilakukan pesawat di atas ketinggian, dapat mempengaruhi kecepatan dan konsumsi bahan bakar pesawat. Indikasi-indikasi itu pun seperti yang ditunjukkan MAS MH 370 dalam beberapa jam penerbangan pertamanya, yang dalam waktu itu secara dramatis langsung tak diketahui keberadaannya.

 

Senada dengan sang marsekal, pada Senin (31/3), PM Australia Tony Abbott pun menyatakan, pencarian MAS MH 370 tak memiliki batas waktu. Ia menjelaskan, upaya dan jumlah tim pencarian pun terus ditingkatkan.

 

Di tengah-tengah pencarian MAS yang seharusnya mendarat di Beijing hampir sebulan yang lalu itu, Senin (31/3) malam, para pejabat Malaysia pun terus memberikan informasi yang ada. Salah satunya yaitu dengan mengeluarkan jejak komunikasi terakhir versi baru yang dijalin dari kokpit pesawat kepada kontrol lalu lintas udara.

 

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis, pihak berwenang pun mengungkapkan, bahwa kata-kata terakhir yang diterima oleh pusat pengendali di daratan yaitu, ''Selamat Malam Malaysia 370.'' Sebelumnya sempat dirilis, bahwa kata-kata yang diterima dari tim penerbangan MAS MH 370 itu yaitu, ''Baik-baik. Selamat malam.'' Hingga kini, masih belum ada penjelasan lebih lanjut, mengapa komunikasi terakhir dari kokpit MAS itu berubah.

 

Sebelumnya, pihak berwenang Malaysia mengeluarkan pernyataan resmi, bahwa berdasarkan data satelit mereka telah disimpulkan, MAS MH 370 jatuh di wilayah selatan Samudra Hindia. Mendengar hal tersebut, para kerabat dan anggota keluarga penumpang, terutama asal Cina, langsung terbang ke Kuala Lumpur. Mereka melakukan halnitu, tentu dengan harapan bisa mendapatkan informasi akurat dan kepastian mengenai kabar keluarga mereka yang dinyatakan telah tewas itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement