Rabu 02 Apr 2014 16:37 WIB

Pengacara SBY Minta Anas Urbaningrum Jujur

Anas Urbaningrum.
Foto: Republika/Aditya P Putra
Anas Urbaningrum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum berkata jujur. Terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di Hambalang dan proyek-proyek lain yang membelitnya.

"AU (Anas Urbaningrum) perlu berjiwa besar untuk menerima proses hukum yang sedang dijalani terkait kasus korupsi yang membelit dirinya. Publik pun telah dewasa untuk menyaring setiap kebenaran dan kebohongan karena itu, percuma kalau tujuannya adalah kampanye negatif," kata Ketua Tim Advokat dan Konsultan Hukum SBY Palmer Situmorang dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Rabu (2/4).

Anas pada pemeriksaannya Jumat (28/3) lalu membawa laporan audit kampanye Presiden SBY pada 2009 berjudul "Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati terhadap Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono serta Tim Kampanye Nasional" ke KPK.

Menurut Anas, di dalam laporan tersebut mengenai keanehan sumber penyumbang kampanye, misalnya, ada penyumbang yang tidak terdaftar dan sebaliknya ada nama penyumbang korporasi dan perseorangan yang dalam laporan tersebut.

"Sulit untuk memahami kejiwaan AU atas tindakan yang terus melontarkan kebohongan kepada publik terkait SBY dan keluarga. Kami yakin KPK profesional dan tidak tertipu dengan kebohongan AU, kami serahkan sepenuhnya masalah ini kepada KPK," tambah Palmer.

Sejumlah pernyataan Anas dinilai Palmer bertentangan dengan data KPK dari keterangan saksi lainnya, misalnya, pernyataan mengenai uang muka pembelian mobil Toyota Harrier sebesar Rp250 juta.

"Namun, KPK sendiri sudah membantah bahwa bukti maupun keterangan saksi telah membuktikan bahwa sumber dana pembelian Toyota Harier berasal dari perusahaan Nazaruddin," ungkap Palmer.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement