REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi berharap rumah sakit-rumah sakit bisa belajar dari kasus penculikan bayi yang terjadi di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung beberapa hari lalu dan mencari solusi tepat untuk mencegah kasus serupa terulang.
"Solusinya memang RSHS dan rumah sakit lain harus melihat lagi dimana (keamanan) yang perlu diperkuat, karena memang gak mungkin satu orang ditunggui oleh satu petugas," kata Menkes di Jakarta, Rabu (2/4).
Sedangkan untuk kasus penculikan bayi di RSHS, Menkes mengatakan bahwa sudah ada standar aturan yang diterapkan namun di waktu-waktu tertentu suasana ramai mungkin dapat membuat pihak rumah sakit lengah dan "kecolongan" ada wanita tidak dikenal mengenakan jas dokter dan melakukan penculikan.
"Kalau itu kalian harus bisa mengerti, apalagi di RS pemerintah. Kalau standar, aturan dan lain-lain sudah ada, tapi pada suatu jam tertentu, mungkin di suatu tempat tidak ada orangnya (pengamanan)," ujar Menkes.
Menkes melanjutkan bahwa wanita berinisial DA yang melakukan penculikan di RSHS melakukan aksinya dengan sangat meyakinkan sebagai wanita berjilbab, mengenakan jas dokter serta melakukan pemeriksaan terhadap sang ibu yang baru melahirkan.
"(Anda) Tahu sendiri, RS pendidikan, apalagi yang besar begitu dokternya ada macam-macam. Ada dokter rumah sakit yang selalu di situ, ada dokter yang sedang mengambil spesialisasi, ada dokter intern, ada mahasiswa kedokteran. Memang, seringkali, kadang-kadang tidak mudah mencurigai semua orang yang pakai baju dokter," kata Menkes.
Menkes menyatakan bersyukur bahwa sang penculik bayi telah ditangkap dan bahkan dirawat di RS Hasan Sadikin karena mengalami luka-luka ketika meloncat dari Jembatan Paspati, Bandung, ketika hendak dilakukan penangkapan oleh polisi. "Kan sudah ditangkap, dirawat pula di RS itu. Jadi sudahlah, kita bersyukur, kita belajar dari pengalaman ini. Bayi ditemukan dalam keadaan sehat, penjahatnya dirawat," ujar Menkes.