REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah
Bantuan pendidikan bagi para hafiz dinilai sebagai terobosan bersejarah.
JAKARTA -- Pemerintah memberi perhatian serius pada upaya melahirkan para penghafal Alquran. Selain berencana memberikan beasiswa kepada para penghafal Alquran, pemerintah juga akan menjadikan program madrasah tahfiz Alquran sebagai program nasional.
Seperti dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Nur Syam, hal itu dilakukan agar madrasah di provinsi lain bisa mengembangkan tahidz Alquran (menghafal Alquran) sebagai basis pendidikan.
Madrasah tahfidz Alquran adalah madrasah yang mengembangkan program menghafal Alquran bagi siswanya. Proyek percontohannya dimulai di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Konsekuensi dijadikannya madrasah tahfiz Alquran sebagai program nasional, kata Nur Syam, Kemenag akan meminta kepala kantor wilayah Kemenag untuk menyediakan anggaran bagi siswa di tingkat ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah.
Skemanya dalam bentuk bantuan pendidikan khusus bagi siswa madrasah. "Karena sifatnya bantuan, akan diberikan setahun sekali dalam jumlah tertentu,'' jelas Nur Syam kepada Republika, Senin (31/3).
Saat ini, dia menambahkan, bantuan tersebut dalam proses perumusan anggaran. Dia berharap, pada 2015 seluruh siswa madrasah berbasis tahfiz Alquran sudah bisa menerima bantuan pendidikan. Sebab, tahun ini belum semua siswa mendapatkannya.
Nur Syam juga menginformasikan, saat ini sudah ada bantuan bagi penghafal Alquran di tingkat perguruan tinggi. Programnya disebut Gema Cintaku atau Gerakan Mahasiswa Cinta Alquran.
Gema Cintaku telah membantu lebih dari 1.450 mahasiswa di perguruan tinggi agama Islam negeri (PTAIN) yang hafal Alquran.
Tahun lalu, jumlah total bantuan itu mencapai Rp 5 Miliar. Tahun ini, sumbangan pendidikan akan diberikan juga bagi mahasiswa di perguruan tinggi agama Islam swasta (PT AIS).
Saat ini, menurut Nur Syam, jumlah mahasiswa penghafal Alquran sekitar 70 ribu - 80 ribu orang atau 10 persen dari jumlah mahasiswa di Indonesia. Sedangkan, siswa penghafal Alquran sekitar dua hingga tiga persen atau delapan juta orang.
Sebelumnya, dalam acara Deklarasi Madrasah Tahfidz Alquran di Gedung Amongraga, Yogyakarta, Ahad (30/3), Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meminta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag memberikan perhatian yang lebih kepada para penghafal Alquran.