Kamis 03 Apr 2014 13:41 WIB

Niat Jahat Abu Jahal (1)

Ilustrasi
Foto: Wikipedia.org
Ilustrasi

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Tiba-tiba, kakinya terasa kaku seolah terpaku ke bumi.

Di awal masa perkembangan Islam, ada segelintir orang yang masih belum mau mengikuti petunjuk yang diberikan Rasulullah SAW. Salah satunya adalah seorang pria yang berasal dari kaum Quraisy bernama Abu Jahal.

Bukan hanya tak mau percaya dengan Islam, ia juga sangat membenci Rasulullah. Segala upaya untuk menghapuskan jejak penyebaran Islam telah dilakukannya. Berbagai dusta dan kebohongan disebarkan, tapi selalu berujung pada kegagalan.

Kegagalan tersebut bukannya membuat ia jera untuk menjahati Rasulullah, ia justru terus menghalangi penyebaran Islam. Justru, kegagalan yang selalu ditemuinya membuat rasa benci pada Islam dan Rasulullah semakin memuncak. Bahkan, ia berniat untuk membunuh Rasulullah.

Ketika itu, kaum Quraisy sedang berkumpul. Di dalam rapat pertemuan tersebut, Abu Jahal pun berujar. "Kalian semua, janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya. Ia telah menghina agama nenek moyang kita. Dia mencela apa yang selama ini kita sembah.”

“Aku berjanji kepada kamu sekalian bahwa besok aku akan membawa batu untuk kulemparkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserah kepada kamu semua, mau menyerahkanku kepada keluarganya atau kamu membela aku dari ancaman kaum kerabatnya," ujarnya.

Niat untuk membunuh Rasulullah ini disambut sorak sorai kaum Quraisy. "Lanjutkan niatmu. Kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau pada keluarga Muhammad," kata mereka.

Kaum Quraisy yang selama ini merasa resah karena ajaran yang dibawa Muhammad SAW ini merasa bangga salah satu kaumnya mau menghilangkan kesusahan mereka selama ini. Semangat dan dukungan pun diberikan mereka.

Di antara mereka bahkan sudah merencanakan sebuah pesta besar jika rencana yang akan dilakukan Abu Jahal tersebut nantinya sudah berhasil terlaksana.

Dengan perasaan bangga karena terus dielu-elukan atas keberaniannya, keesokan paginya Abu Jahal pun pergi ke Ka'bah, tempat di mana setiap pagi Rasulullah shalat. 

Dengan langkah tegap layaknya seorang ksatria, Abu Jahal dengan sebuah batu besar di tangannya pun mulai mendekati Ka'bah. Di belakangnya berderet-deret rombongan yang berisikan kaum Quraisy yang tadi malam ikut rapat bersamanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement