REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka Ahmad Imam Al Hafitd (19 tahun) mengaku takut menjalani adegan rekonstruksi pembunuhan mantan kekasihnya, Ade Sara Angelina Suroto di Markas Polda Metro Jaya.
"Dia mengaku takut menghadapi rekonstruksi ini," kata pengacara Hafitd, Hendrayanto di Markas Polda Metro Jaya, Kamis (3/4).
Hendrayanto tidak menyebutkan alasan kliennya takut menjalani adegan rekonstruksi pembunuhan tersebut. Hendrayanto menuturkan Hafitd juga kaget saat mengetahui Ade Sara meninggal dunia usai dianiaya bersama kekasihnya, Assyifa Ramadhani (19) karena tidak ada persiapan dan perencanaan.
Hendrayanto menambahkan orang tua kedua tersangka tidak menghadiri rekonstruksi itu karena tidak tega melihat anaknya terlibat pembunuhan. Kepada Hendrayanto, kedua tersangka awalnya mau menculik korban saat pulang kursus Bahasa Jerman di Gondangdia Jakarta Pusat.
Kedua berencana menculik Ade Sara usai Hafitd berantem dengan korban sepekan sebelum terjadi pembunuhan. Sebelumnya, sesosok jasad wanita ditemukan di ruas tol lingkar luar Jakarta (JORR) di sekitar KM 41 Bintara, Bekasi Barat, Rabu (5/3) sekira pukul 06.30 WIB.
Petugas mengungkap identitas korban bernama Ade Sara Angelina Suroto kelahiran 21 Juli 1995 berdasarkan cek sidik jari yang terlacak melalui KTP elektronik. Kedua pelaku memukul dan menyetrum korban di dalam kendaraan di sepanjang jalanan dari Jakarta Selatan menuju Jakarta Timur.
Setelah pingsan, pelaku menyumpal mulut korban dengan koran hingga akhirnya meninggal dunia. Kemudian jasad Sara tersebut di Jalan Tol Bintara Kilometer 41.