REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta tidak mempercayakan pembersihan Monumen Nasional (Monas) kepada anak bangsa. Malahan, tugas itu diberikan kepada perusahaan asing.
“Beri kami kesempatan untuk berbuat sesuatu demi negeri ini dengan cara kami. Jangan remehkan anak muda bangsa,” ujar penggagas 'Aksi Pemuda Indonesia Peduli untuk Bersih' Revilino saat jumpa pers di Kemenpora, Jakarta, Kamis (3/4).
Sebagaimana diberitakan, Federasi Olahraga Aksi Seluruh Indonesia (Foraksi) ingin ikut membersihkan tugu Monas. Setelah tahun 1992, Monas dibersihkan oleh perusahaan Jerman, pihaknya ingin sekali berkontribusi dalam aksi mulai itu.
"Masak sih tidak ada tenaga Indonesia yang tidak sanggup membersihkan Monas? Apa kita tidak malu, bahwa selama ini ternyata hanya menjadi penonton saja," gugat Revi.
Menurut dia, pembersihan memang dilakukan Foraksi, namun di dalamnya terdapat tenaga profesional, antara lain Indorope, Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (Apklindo), serta Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI). “Asal tahu saja, bahwa semua peralatan yang dimiliki oleh perusahaan Jerman itu, kami juga sudah punya.”
Staf Khusus Kemenpora Heru Nugroho, yang menjadi team leader Foraksi menyebut, semua dana pembersihan yang digunakan murni CSR perusahaan BUMN. Kalau Pemprov DKI sengaja melecehkan kemampuan anak-anak muda ini, ia tentu kecewa. "Saya sangat menyayangkan, dan bertanya, ada apa ini sebenarnya,” ujar Heru.