REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Aktivitas kampanye dan belanja konsumsi menjelang pemilu legislatif (pileg) 2014 mendongkrak jumlah peredaran uang di Jawa Tengah.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah V mencatat, peningkatan konsumsi ini jamak disebabkan belanja kampanye calon legislatif hingga biaya advertensi.
Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah V, Sutikno mengatakan, pada Triwulan I 2014 (Januari- Maret), jumlah peredaran uang di Jawa Tengah mengalami peningkatan.
Hal ini tercermin dari jumlah uang keluar atau yang dibayarkan (Outflow) Bank Indonesia Wilayah V Jawa Tengah dan DIY melalui perbankan.
Pada periode tersebut tercatat outflow mencapai Rp 8,2 triliun atau meningkat 13,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Triwulan I tahun 2013) yang hanya mencapai Rp. 7,2 triliun.
Sementara itu jumlah uang yang masuk (Inflow) ke Bank Indonesia tercatat sebesar Rp19,3 triliun atau meningkat 7,25 persen dibadingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 17,9 triliun.
“Dengan demikian selama Triwulan I terdapat Net Inflow sebesar Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar 11 persen,” jelasnya di Semarang, Kamis (3/4).
Demikian halnya, lanjut Sutikno, dengan jumlah uang yang ditukarkan masyarakat melalui kantor BI juga mengalami peningkatan.
Untuk penukaran uang secara langsung oleh masyarakat pada Triwulan I tahun 2014 tercatat sebesar Rp 252 miliar atau meningkat 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 89 miliar.
“Jumlah terbesar penukaran uang ini adalah untuk pecahan kecil, seperti pecahan 10 ribu dan 20 ribu,” jelasnya.
Peningkatan ini banyak dipengaruhi oleh transaksi advertising di berbagai media, di mana dalam transaksi tersebut para pelaku usaha mensyaratkan pembayaran secara tunai.
Sehingga permintaan dana tunai meningkat serta pencairan dana operasional penyelenggaraan Pemilu ikut mendorong peningkatan jumlah peredaran uang.
“Peningkatan peredaran uang tunai ini sejalan dengan asesmen Bank Indonesia Wilayah V yang memprediksi bahwa kegiatan Pemilu akan memberikan dampak positif sekitar 0,1 persen kepada pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,” tambah Sutikno.