Sabtu 05 Apr 2014 21:38 WIB

Menolak Ditilang, Natasha Didenda 12 Juta

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Natasha Zielke (19 tahun), seorang warga Darwin, Australia, kini harus merasakan "mahalnya harga demokrasi". Ia didenda setara Rp 12 juta dan dicabut SIM-nya gara-gara menolak ditilang dan melawan polisi lalu-lintas.

Semuanya bermula saat mobil Zielke diberhentikan polisi dalam operasi rutin di sebuah jalan di daerah Rapid Creek, Darwin.

Ketika polisi memintanya melakukan tes alkohol, ia menolak. Dalam operasi polisi lalu-lintas seperti ini di Australia, pengemudi mobil akan diminta meniup alat pengukur berupa pipa kecil. Jika seseorang minum minuman beralkohol, alat ini akan menunjukkan kadar kandungan alkohol.

Zielke bahkan menolak masuk ke mobil polisi, dan memaki-maki serta menedang petugas yang berusaha membawanya ke kantor polisi.

Di Pengadilan Darwin yang memeriksa kasus ini terungkap, Zielke akhirnya bisa dibawa ke kantor polisi, dan petugas kemudian berusaha melakukan tes alkohol kembali.

Menurut saksi dari kepolisian, Zielke tetap menolak dan bahkan tetap melawan. "Ini demokrasi. Saya tidak akan melakukan apa yang tidak ingin saya lakukan," ujarnya sembari berteriak-teriak.

Hakim yang memeriksa kasus ini, Michael Carey, menyatakan kepada Zielke, "Pengadilan akan menjalankan hak demokrasinya sendiri dan menjatuhkan denda kepada saudara 1.200 dollar".

Ia juga dicabut SIM-nya dan tidak boleh mengemudikan mobil selama 18 bulan. Begitulah "harga demokrasi" yang harus dibayar Zielke.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement