Jumat 04 Apr 2014 10:58 WIB

Memahami Makna Batin Alquran: Wahyu Kepada Lebah (3-habis)

Ilustrasi
Foto: Wikipedia.org
Ilustrasi

Oleh: Prof DR Nasaruddin Umar

Bukan rahasia lagi bagi seseorang yang ingin beternak lebah, menjinakkan ratunya. Jika ratunya dijinakkan maka masyarakatnya yang lain akan mengikutinya.

Dengan demikian, itu memudahkan untuk diternakkan. Mungkin antara lain inilah rahasianya mengapa Allah SWT memberi nama salah satu surah Alquran dengan an-Nahl.

Menyinggung soal peran malaikat Jibril sebagai pembawa wahyu, apakah ia juga membawanya kepada para nabi hewan dari kalangan binatang? Sebelum menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita kembali mengingat konsep malaikat menurut para sufi dan filsuf.

Uraian tersebut sebagaimana pernah disinggung dalam artikel terdahulu bahwa wujud malaikat sesungguhnya bukanlah seperti manusia, seperti yang pernah disaksikan oleh Nabi Muhammad dalam Gua Hira.

Malaikat, sesuai dengan penamaannya, berasal dari akar kata malaka-yamliku berarti memiliki, menguasai. Malaikat bisa berarti sebuah daya atau energi, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran  bahwa substansi dan asal-usul malaikat adalah cahaya (nur).

Cahaya atau nur juga bisa berarti enegi, yang memiliki kekuatan tersendiri. Tidak ada kesulitan baginya jika diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu kepada binatang, seperti halnya tidak ada sedikit pun kesulitan menyampaikan wahyu kepada para nabi dan orang-orang tertentu pilihannya, seperti ibu Nabi Musa, dan lain-lain.

 

Dengan demikian, yang bisa memperoleh wahyu bukan hanya para nabi dari dari jenis kelamin laki-laki, melainkan juga kepada kaum perempuan dan bahkan juga kepada binatang.

Di hadapan Allah SWT, tidak ada masalah bagi-Nya jika ingin memberikan wahyu kepada para nabi dan rasul-Nya. Ia juga tidak membeda-bedakan antara para rasul dan nabinya, sebagaimana ditegaskan dalam ayat berikut ini.

“Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya’, dan mereka mengatakan, ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdoa) ‘Ampunilah kami, ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS al-Baqarah [2]:285).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement