Jumat 04 Apr 2014 17:11 WIB

Indonesia Kekurangan Ratusan Ribu Rumah

Rumah KPR
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Rumah KPR

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG --  Pengembang perumahan bertaraf nasional Miftachul Amin mengatakan setiap tahun Indonesia kekurangan ratusan ribu rumah karena keterbatasan jumlah pengembang yang menyebabkan belum terpenuhinya kebutuhan rumah yang mencapai 800 ribu per tahun.

"Pengembang perumahan hanya bisa memenuhi 200 ribu per tahun, jadi sebetulnya bisnis properti sangat menjanjikan," ujarnya di Semarang, Jumat (4/4).

Jawa Tengah sendiri, menurut dia, merupakan tempat yang sangat potensial untuk mengembangkan hunian, bahkan Semarang yang merupakan kota metropolitan masih banyak menyediakan lahan untuk dibangun kawasan perumahan.

"Tapi jumlah pengembang masih sedikit, belum terlalu banyak sehingga membuat lahan-lahan yang seharusnya sudah tergarap untuk memenuhi hunian bagi masyarakat akhirnya belum bisa dimaksimalkan dengan baik," katanya.

Menurutnya banyak orang yang ingin menjadi pengembang namun tidak tahu syarat yang harus dipenuhi selain itu tidak semua pengembang perumahan menguasai ilmu properti. Miftachul mengatakan dengan mematuhi aturan main maka proyek akan berjalan lancar namun jika tidak mematuhi karena ketidaktahuannya akan ilmu properti bisa menghambat bisnis tersebut.

"Pelaku bisnis properti sekali saja salah mengambil keputusan maka akan sulit kembali ke posisi awal, untuk itu setiap akan melakukan sesuatu untuk proyek tersebut harus dilakukan dengan penuh hati-hati dan harus sesuai peraturan Pemerintah," ujarnya.

Salah satu yang harus dilakukan oleh pengembang sebelum melaksanakan proyek tersebut adalah menentukan layak atau tidaknya sebuah lahan untuk dikerjakan jika dilihat dari sisi profit.

Pendiri Developer Property Indonesia ini mengatakan seorang pengembang akan sulit berdiri sendiri dan menjalankan usaha secara perorangan, akan lebih baik ketika lebih dulu mendirikan badan usaha.

"Karena banyak yang harus dikerjakan yaitu cara mengakses perbankan, mengatur manajemen, mengatur strategi keuangan, strategi penjualan dan strategi promosi, ini lebih mudah ketika kita lebih dulu punya badan usaha," ujarnya.

Pihaknya memastikan pengembang baik kecil maupun besar tidak akan rugi menjalankan bisnis properti, kurangnya jumlah rumah yang setiap tahun meningkat ini membuat kehadiran kawasan perumahan baru sangat dinanti oleh masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement