REPUBLIKA.CO.ID, SALEMBA- - Menyambut Hari Air Dunia tahun 2014 (World Water Day 2014), Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU dan ENVIHSA UI (Environmental Health Student Asscociation University of Indonesia) mengelar seminar Co–Creation World Water Day di Auditorium Perpustakaan Universitas Indonesia, Jumat (4/4).
Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Air Dunia. Sebelumnya PKPU mengadakan kegiatan kampanye #SaveWater melalui Sosial Media dari tanggal 15 sampai 22 Maret 2014. Kemudian Lomba Karya Tulis Ilmiah World Water Day dilaksanakan dari tanggal 27 Februari sampai 3 April 2014, dan Kampanye #SaveWater ke delapan wilayah binaan PKPU dilaksanakan tanggal 22 Maret 2014.
Seminar ini dimaksudkan merangkul partisipasi dan peran serta semua pihak seperti akademisi (dosen, mahasiswa), praktisi (NGO, swasta, social entrepreneur, tokoh masyarakat), serta lembaga kemahasiswaan dalam menyambut World Water Day 2014.
Pembicara yang akan hadir diantaranya Prof.Dr.Ir.Djoko M. Hartono, Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia), Dr.Ir. Achmadin Luthfi - Direktur PT Tekno IMSA. Hadir pula Ratih Prajnamita Anggraini dari Danone-AQUA, pembicara dari NGO Internasional Plan, Eka Setiawan, serta Pradygdha Kumayan Jati, ST. (Mech.Engineer of IBEKA, Winner of ECO-MINDS Indonesia 2009).
Dari internal PKPU menghadirkan Direktur Utama PKPU, Agung Notowiguno, yang akan membahas peran NGO dalam penyediaan air bersih di Indonesia, dan Damanhuri, Peraih Penghargaan Kalpataru pada Bidang Pengadaan Air Bersih, PAMdus (Program Air Mengaliri Dusun sebagai salah satu solusi system penyediaan air bersih di Indonesia) yang dilaksanakan oleh PKPU Cabang Yogyakarta.
“Acara Seminar ini selain dihadiri oleh para praktisi, akademisi, dan mahasiswa, akan dimeriahkan juga hiburan Tari Saman dan Performance dari mahasiswa UI," kata Koordinator Acara, Ira Wardani, Kamis (3/4).
Saat ini akses air bersih di Indonesia baru mencapai 47,71 persen, masih kurang 13 persen dari target MDGs yaitu 68 persen pada tahun 2015. Sanitasi dan PHBS yang buruk serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia.
Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian anak berusia lima tahun. Laporan Riskesdas 2007 menunjukkan diare sebagai penyebab 31 persen kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu tahun, dan 25 persen kematian anak usia antara satu sampai empat tahun.