REPUBLIKA.CO.ID, Setelah keluar pernyataan resmi dari sekretaris jenderal (sekjen) Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) mengenai sanksi FIFA terhadap Barcelona dan RFEF, giliran wakil presiden Barcelona Carles Vilarrubi menyerang RFEF.
Menurut wakil presiden klub Katalan tersebut, RFEF sebagai badan sepak bola resmi Spanyol mempunyai waktu 48 jam untuk bersuara dan membela klub. Namun, pernyataan sekjen Jorge Perez Arias justru mengecewakan Barcelona karena hanya menjelaskan peran mereka dalam kasus transfer pemain itu.
Vilarrubi juga mempertanyakan hukuman FIFA yang jatuh pada bulan Nopember namun baru diketahui La Blaugrana empat bulan setelahnya pada bulan April ini. Sanksi FIFA baru diketahui terjadi menjelang tahap kesepakatan Barcelona terhadap penjaga gawang Marc-André ter Stegen dari Borussia Monchengladbach.
Sanksi FIFA berupa larangan transfer pemain selama dua tahun jelas memukul klub asuhan Gerardo Martino yang sedang krisis pertahanan setelah Victor Valdes dan Gerrard Pique dibekap cedera.
Senada dengan pernyataan Presiden Barcelona Josep Bartomeu sebelumnya, Vilarrubi mempertanyakan sanksi dijatuhkan terhadap model transfer pemain yang diterapkan Barcelona setelah berjalan selama 30 tahun lebih. Menurutnya, akademi sepak bola Barcelona La Masia juga telah menjadi panutan sekolah sepak bola klub lain di dunia.
“Ini adalah model yang didukung semua orang , salah satu keunggulan dari Barcelona. Ini kehormatan kami sebagai sebuah klub dan sebagai negara di luar negeri,” ujar Vilarrubi seperti dikutip Football Espana, Jumat (4/4).