Ahad 06 Apr 2014 12:30 WIB

Abu Kelud Turunkan Produksi Beras Sleman

Rep: Nur Aini/ Red: Indira Rezkisari
Gunung Kelud yang masih berstatus awas pasca erupsi
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Gunung Kelud yang masih berstatus awas pasca erupsi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guyuran abu vulkanik Gunung Kelud pada Februari lalu berdampak pada hasil panen padi di Kabupaten Sleman. Penurunan hasil panen karena abu Kelud mencapai 3 persen tiap hektare.

Hasil panen padi di Sleman pada Januari-April 2014 diperkirakan mencapai 70,21 kuintal per hektare. Namun, hujan abu Kelud pada 14 Februari 2014 lalu membuat hasil panen hanya sekitar 67,94 kuintal per hektare.

"Hujan abu Kelud terjadi pada saat fase pembungaan, sehingga banyak bulir tidak terisi maksimal," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman, Edy Sri Harmanta, akhir pekan lalu. 

Abu Kelud tersebut dinilai tidak mempengaruhi semua lahan pertanian di Sleman. Dampak abu Kelud hanya dirasakan pada 20 persen dari luas sawah di Sleman. Karena itu, abu Kelud tidak mempengaruhi total panen padi Sleman pada awal 2014.

Panen padi di Sleman untuk periode Januari-Maret 2014 mencakup lahan seluas 17.711 hektare. Sementara, luas lahan yang ditanami padi pada periode tersebut mencapai 9.610 hektare. Luas lahan yang belum dipanen mencapai 12.132 hektare.

Kabupaten Sleman diperkirakan menghasilkan panen dari Januari-April 2014 hingga 132.002 ton. Hasil panen tersebut merupakan yang terbesar dari perkiraan dua periode selanjutnya pada tahun ini.

Periode panen Mei-Agustus, Sleman diperkirakan menghasilkan padi 91.419 ton dan 62.615 ton pada September-Desember. Total panen padi Sleman selama 2014 diperkirakan mencapai 286.036 ton.

Perkiraan hasil panen tersebut lebih rendah dari hasil panen padi pada 2013 yang mencapai 303.292 ton. Kepala DPPK Sleman, Widi Sutikno mengatakan penurunan hasil panen padi di Sleman terutama disebabkan serangan hama. Pada 2013, produksi padi Sleman turun dibandingkan tahun sebelumnya karena serangan hama tikus.

Untuk mengantisipasi serangan hama, DPKK telah menyiapkan pestisida. Serangan wereng diantisipasi dengan penyediaan 500 liter pestisida cair dan 500 kilogram pestisida bubuk. Sementara, hama tikus diantisipasi dengan metode memasang perangkap.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement