REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan, Ahad (6/4) menyampaikan serangan pesawat mata-mata tanpa awak (drone) Korea Utara diduga mengincar target penting di Korea Selatan. Hal ini diungkapkan setelah Seoul belum lama ini menemukan dua pesawat pengintai tanpa awak (drone) diduga milik tetangga seterunya itu meledak di sekitar perbatasan inter-Korea.
Korea Utara sendiri pernah menyatakan kepemilikan drone ini saat latihan militer akhir Maret tahun lalu. Drone ini ditujukan untuk menghancurkan misil udara dan menguji akurasi serangan udara negara komunis itu.
Menurut kantor berita Yonhap, mendiang Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Maret tahun lalu sempat mengumumkan kebanggaannya atas akurasi serangan drone milik mereka dan sangat yakin mampu menahan serangan misil AS di udara.
Kim sesumbar akan mengeluarkan perintah serangan ke pusat militer Korea Selatan dan pangkalan militer AS di seluruh Asia Pasifik.
''Pesawat ini dirancang untuk bisa melintasi Korea Selatan dan berbagai objek musuh yang menjadi target,'' kata Kim sepertu dikutip kantor berita Korea Utara Korean Central News Agency (KNCA), Maret tahun lalu.
Korea Herald, Ahad (6/4), melansir, daya jelajah drone Korea Utara diperkirakan mencapai 800 kilometer, cukup untuk mencapai target pangkalan militer utama Korea Selatan dan AS di Korea Selatan.