REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Di tengah membaiknya kinerja ekonomi negara Asean, sejumlah masalah mengancam ekonomi kawasan. Para menteri keuangan Asean merinci sedikitnya ada empat persoalan yang akan mengancam pertumbuhan ekonomi organisasi negara Asia Tenggara itu.
Yaitu, pelarian modal, gejolak pergerakan mata uang yang tidak stabil, tekanan inflasi, dan situasi keuangan yang makin ketat. "Masalah-masalah ini yang kami waspadai dengan terus mengelola risiko-risiko sekecil mungkin," demikian pernyataan resmi ke-10 menteri keuangan Asean di Naypyidaw, Myanmar, Ahad (6/4).
Para menteri keuangan ini berkumpul di Myanmar untuk membahas masalah ekonomi aktual dan upaya meningkatkan kerja sama. Stabilitas perekonomian kawasan menjadi tujuan pertemuan ini.
Menteri Keuangan Indonesia M Chatib Basri mengatakan, Asean harus siap menghadapi naiknya suku bunga di AS dan penghentian pembelian surat berharga oleh the Fed. Masalah ini, dianggap akan berdampak pada pelarian modal yang berujung pada pelemahan nilai tukar mata uang.
Negara Asean memang menghadapi masalah serius pada transaksi berjalan akibat empat masalah di atas. Namun para menteri keuangan Asean menyatakan, telah menyiapkan langkah untuk menghadapi situasi yang berkembang baik karena faktor eksternal mau pun internal.