REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Restoran cepat saji McDonald di daerah Tecoma di luar Melbourne, Australia, akhirnya resmi dibuka, Senin (7/4/). Namun puluhan warga setempat bertekad terus melanjutkan aksi protes yang telah bertahun-tahun mereka lakukan.
Rencana kehadiran McDonald di daerah yang dikenal dengan kafe dan kue-kue lokal itu sudah ditentang warga setempat sejak tahun 2011 silam.
Posisinya di jalan utama menuju kawasan Dandenong Ranges di luar kota Melbourne itu, membuat warga setempat khawatir akan mengubah citra kota kecil Tecoma.
Sedikitnya 40 warga hadir sejak pagi sebelum restoran ini secara resmi dibuka untuk umum.
Menurut warga, McDonald tidak cocok dengan karakter kota kecil Tecoma, dan juga dikhawatirkan akan mematikan bisnis lokal.
Di tahun 2012, aksi protes berakhir ricuh setelah warga yang memprotes memutuskan bermalam di lokasi bangunan yang akan dirubuhkan untuk membangun restoran. Pemerintah setempat telah menolak rencana pembukaan restoran ini setelah menerima petisi dari warga yang ditandatangani 1.100 orang.
Namun Peradilan Sipil dan Administratif negara bagian Victoria membatalkan keputusan pemerintah lokal tersebut.
Kordinator lapangan (korlap) aksi protes ini, Gary Muratore, menyatakan mereka akan terus melanjutkan protesnya "sampai restoran ini bangkrut."
"Kami akan di sini terus. Kami akan tetap melakukan aksi damai. Tetap legal, tapi juga vokal," tegas Muratore.
Ia menambahkan, "Kami ingin semua orang tahu, masyarakat di kawasan Dandenong Ranges tidak mendukung pembangunan ini. Kami ingin melihat restoran ini bangkrut!"
Sebaliknya, pemilik lisensi McDonald Tecoma, James Currie, menyatakan tidak terpengaruh dengan aksi protes itu.
"Saya percaya restoran ini cocok dengan daerah Tecoma, dan telah membuka 100 lapangan kerja. Saya senang bisa mempekerjakan mereka di McDonald," katanya, baru-baru ini.