Senin 07 Apr 2014 13:48 WIB

Cina Melambat, Indonesia Disarankan Cari Pasar Baru

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Bank Dunia
Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Cina tahun ini diproyeksikan melambat dari 7,7 persen menjadi 7,5 persen. Bank Dunia menyatakan hal ini akan mengganggu pasar ekspor di Indonesia.

Vice President Bank Dunia Wilayah Asia Timur dan Pasifik Alex van Trotsenburg mengatakan, Cina mengalami perlambatan. Namun harga komoditas Indonesia seperti sawit dan batu bara selama dua bulan terakhir cukup tinggi. "Ini bisa membuat pasar kembali membaik," kata van Trotsenburg di Jakarta, Senin (7/4).

Ia tidak menyebut kapan kondisi pasar ekspor ke Cina akan stabil. Namun, Cina tetap menjadi pasar utama ekspor Indonesia untuk kedua komoditas.

Untuk mengantisipasi pelemahan, Indonesia disarankan mencari pasar baru. Hal ini bertujuan agar ekspor tidak terganggu.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan per Februari sebesar 785,3 juta dolar AS. Kinerja ekspor nonmigas memberikan kontribusi atas surplusnya neraca perdagangan nasional.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ekspor nonmigas pada periode Februari 2014 mencapai 11,91 miliar. Meski pun perlambatan ekonomi tengah melanda Cina, hal tersebut tidak memberikan dampak kepada ekspor Indonesia ke negeri tirai mambu tersebut. "Penjualan ke Cina tumbuh 3,2 persen," kata Lutfi, belum lama ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement