Senin 07 Apr 2014 14:51 WIB

Kos-kosan Jadi Bisnis Tradisional Sepanjang Masa

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bilal Ramadhan
Tiga anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak berdiri di depan pintu rumah kost, usai gelar razia di kawasan Jalan Abdurrahman Saleh, Pontianak, Kalbar, Kamis (24/3).
Foto: Antara/Jessica Wuysang
Tiga anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak berdiri di depan pintu rumah kost, usai gelar razia di kawasan Jalan Abdurrahman Saleh, Pontianak, Kalbar, Kamis (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kos-kosan menjadi salah satu bisnis properti yang sudah ada sejak dulu. Bahkan, bisnis ini dianggap akan ada hingga nanti, karena tidak ada yang menggantikannya. Pengamat Properti Panangian Simanungkalit mengungkapkan bisnis properti tidak akan tergeser dengan bisnis properti lainnya, meskipun saat ini bisnis apartemen kelas ekonomis sudah mulai marak.

Pasalnya, menurut Panangian, kos-kosan masih memiliki permintaan yang banyak di pusat-pusat kegiatan baik bisnis maupun pendidikan. Terlebih harga kos-kosan masih jauh lebih murah dibanding apartemen bahkan kelas ekonomis sekalipun. Hampir seluruh wilayah di Jakarta memiliki basis-basis bisnis kos-kosan.

"Mereka yang mencari kos-kosan hanya untuk tidur malam harinya karena sibuk bekerja, tapi kalau apartemen hanya karena gaya hidup," kata Panangian pada Republika, Senin (7/4).

Panangian menambahkan, adanya apartemen kelas ekonomis hanya berdampak pada bisnis kos-kosan di wilayah pinggiran, seperti di Depok yang dekat dengan kampus Universitas Indonesia. Tapi di wilayah pusat kota, bisnis kos-kosan ini akan terus bertahan. Terutama di wilayah segitiga emas Jakarta.

Perbedaan paling kentara dari bisnis kos-kosan dibanding apartemen atau hotel adalah bisnis kos-kosan ini merupakan bisnis tradisional yg dikelola secara tradisional dengan mudah dan biaya murah. Pemilik dapat menikmati return hingga 7-8 persen tiap tahun dari bisnis kos-kosan ini. Peluang untuk membuat bisnis kos-kosan juga masih sangat besar, bahkan untuk pemain baru sekalipun.

"Bisnis kos-kosan ini sudah ada sejak dulu, sekarang dan sampai nanti akan terus ada," imbuh Panangian.

Pemilik kos-kosan dapat diibaratkan sebagai pemilik hotel mini. Sebab, seiring waktu, bisnis kos-kosan menawarkan layanan dan keramahan sama seperti yang ditawarkan oleh hotel. Konsumen tidak akan merasa betah jika mendapati pengelola kos tidak ramah dan membuat tidak nyaman. Meskipun kos-kosan memiliki market khusus mereka yang memiliki keterbatasan daya beli, namun dimana ada pusat kegiatan, akan terus ada bisnis kos-kosan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement