Senin 07 Apr 2014 16:04 WIB

Iran Berharap Pembicaraan Nuklir Hasilkan Kemajuan

Rep: Gita Amanda/ Red: Mansyur Faqih
fasilitas nuklir Iran
Foto: frontpagemag.com
fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pembicaraan nuklir putaran keenam antara Iran dan enam negara kekuatan dunia kembali digelar pada 7-9 April di Wina, Austria. Iran berharap, adanya kemajuan signifikan yang akan dihasilkan dari pembicaraan pekan ini.

Kantor berita IRNA melaporkan, pada Senin (7/4) pagi, Menlu Iran Mohammad Javad Zarif meninggalkan Teheran menuju Wina. Rencananya, ia akan memenuhi undangan makan malam Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, malam sebelum pertemuan. 

Pertemuan rencananya akan digelar pada Selasa (8/4) dan Rabu (9/4). Kepala tim negosiasi dijadwalkan untuk membahas laporan dari delegasi ahli dan menetapkan agenda pembicaraan yang akan diadakan dalam dua hari ke depan. 

Iran dan enam negara kekuatan dunia akan membahas beberapa isu. Termasuk pengayaan reaktor air berat Araks dan penghapusan sanksi Iran. Pembicaraan diharapkan dapat menyelesaikan sengketa lama yang menimbulkan kekhawatiran perang Timur Tengah. 

Iran selama ini mengatakan, program pengayaan nuklirnya bertujuan damai untuk menghasilkan listrik. Mereka menyangkal mendesain bom nuklir.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi berharap, pembicaraan dapat mempersempit perbedaan pandangan terkait isu-isu utama. "Sehingga kami bisa mendapatkan rincian dan mulai membuat draft kesepakatan," ungkapnya.

Tujuan dari pembicaraan adalah menuntaskan kesepakatan jangka panjang. Ini dilakukan untuk menentukan ruang lingkup yang diizinkan dalam program nuklir yang dilakukan Iran. Imbalannya, pencabutan sanksi yang merusak ekonomi Iran.

Sementara itu, Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri memuji langkah positif dari pembicaraan. Ia berharap akan mendapat kabar baik terkait masalah ini di masa depan.

Ia menambahkan, tim perunding nuklir Iran selama ini juga telah berhasil mempertahankan prestasi ilmiah. Mereka juga dianggap mampu menjaga martabat Iran selama pembicaraan nuklir.

Sejak Presiden Rouhani menjabat pada 2013, Iran dan enam negara kekuatan dunia yakni, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina dan Jerman, telah lima kali mengadakan pembicaraan nuklir. Tiga putaran pertama perundingan diadakan di Jenewa, Swiss. Sementara dua putaran lain dilakukan di Wina, Austria.

Pada 24 November lalu, kedua belah pihak mencapai kesepakatan sementara di Jenewa. Kesepakatan itu mengatur masalah penyelesaian penuh sengketa program nuklir Iran.

Perunding Iran Hamid Baeedinejad mengatakan pada Sabtu (5/4), hasil diskusi teknis akan disampaikan pada Senin oleh Zarif dan Ashton. Zarif dan Ashton akan memimpin negosiasi yang digelar pekan ini.

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement