Oleh: Ani Nursalikah
Di bawah kekuasaan Mamluk dan Ottoman, hammam adalah bangunan mewah yang dilengkapi air mancur.
Tempat-tempat spa dan klub kesehatan tumbuh bak jamur di musim hujan di seluruh dunia saat ini. Tempat-tempat itu menjadi gaya hidup mewah. Padahal, di zaman kegelapan Eropa tempat tersebut dianggap sebaliknya.
Setelah jatuhnya Roma, pemandian umum mulai kehilangan popularitas. Pemandian umum memiliki fasilitas lengkap di dalam satu gedung. Dalam gedung terdapat ruangan dengan suhu panas sedang atau tepidarium, ruangan steam panas atau caldarium, dan kolam berendam air dingin yang disebut frigidarium.
Di sejumlah pemandian umum besar, pemandian dilengkapi dengan ruang ganti (apodyterium), ruang baca, dan ruang olahraga. Namun, fasilitas tersebut hanya bisa dinikmati kalangan elite saja.
Tradisi penggunaan pemandian umum atau hammam juga berlaku di negara-negara Mediterania, seperti Suriah. Berbeda dengan teknik yang diterapkan orang Roma, air di pemandian umum ini tidak stagnan karena Islam menekankan pada kebersihan dan kesehatan. Ada ribuan hammam yang dibangun di sini.
Sarana sosialisasi
Hammam adalah tempat bersosialisasi dan menjadi bagian penting dalam kehidupan warga Muslim. Nabi Muhammad SAW mengatakan kebersihan adalah sebagian dari iman. Karena itu, hammam dibangun dengan desain elegan, dihiasi dengan dekorasi dan ornamen.
Di bawah kekuasaan Mamluk dan Ottoman, hammam adalah bangunan mewah yang dilengkapi air mancur nan indah dan kolam dekoratif. Namun, hammam sejak dulu sampai sekarang masih menjadi setting sosial yang unik bagi komunitas Muslim. Ia memainkan peranan penting sebagai tempat Muslim berinteraksi. Teman, tetangga, kerabat, dan pekerja secara rutin bersama-sama menikmati suasana mandi bersama.
Dari interaksi antarkelompok ini terjalin hubungan yang kuat dan persahabatan. Pertukaran gosip juga terjadi di sini. Ritual yang menenangkan ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Biasanya, perempuan menikmati pemandian umum saat siang dan laki-laki saat sore dan malam hari.
Pada abad ke-17, hammam kembali populer saat orang Eropa jatuh cinta dengan pemandian umum buatan Turki. Pemandian Turki pertama (bagnio) dibuka pada 1679 di Newgate Street, London, dan dibangun oleh pedagang Turki.
Saat seseorang mandi di pemandian Turki, pertama-tama ia akan beristirahat di ruangan hangat. Ruangan ini dipanaskan dengan aliran udara panas dan kering secara berkesinambungan sehingga orang bisa berkeringat.
Dari situ, seseorang kemudian pindah ke ruangan yang lebih panas, lalu membasuh diri dengan air dingin. Setelah seluruh tubuh dibersihkan dan dipijat, ia kemudian masuk ke ruangan yang lebih dingin untuk beristirahat.