Senin 07 Apr 2014 16:51 WIB

Hadapi El Nino, Petani Padi Siap Beralih ke Palawija

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU– Prediksi terjadinya fenomena el nino membuat para petani di Kabupaten Indramayu siap beralih dari tanaman padi ke palawija. Pasalnya, berdasarkan pengalaman, fenomen el nino membuat tanaman padi milik mereka gagal panen akibat kekeringan.

 

‘’Di sini memang langganan kekeringan saat musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan,’’ ujar Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono, Senin (7/4).

 

Waryono mengatakan, luas lahan sawah di daerahnya mencapai sekitar 6.100 hektare. Akibat masalah air, saat ini kondisi tanaman padi di daerahnya terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama, lahan yang sudah akan panen pekan depan.

Golongan kedua, lahan yang tanaman padinya memasuki masa primordial atau berumur sekitar 65 hari. Sedangkan golongan ketiga baru berumur sekitar satu bulan. Golongan ketiga yang luasnya sekitar 2.100 hektare itu sebelumnya mati terendam banjir pada pertengahan Januari 2014.

 

Waryono mengaku, belum mendapat informasi mengenai prediksi terjadinya el nino di musim kemarau. Namun, jika memang el nino akan terjadi, maka para petani di daerahnya akan beralih pada tanaman palawija untuk musim tanam gadu mendatang.

 

‘’Hal itu terutama untuk petani (golongan dua dan tiga) yang masih jauh dari panen,’’ terang Waryono.

 

Waryono menyebutkan, tanaman palawija yang biasanya ditanam petani di daerahnya berupa tanaman bonteng/timun suri. Apalagi, pada saat bulan puasa, tanaman itu banyak diburu masyarakat sehingga harganya cukup mahal.

 

Sedangkan untuk petani yang pekan depan panen, lanjut Waryono, akan menerapkan sistem culik. Hal itu dimaksudkan untuk mempercepat permulaan musim tanam gadu sehingga dapat meminimalisasi ancaman kekeringan.

 

Sebelumnya, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid Sarbini, menyebutkan, luas lahan sawah di Kabupaten Indramayu mencapai 128 ribu hektare. Dari jumlah itu, hanya lahan seluas 105 ribu hektare yang diizinkan tanam padi pada musim tanam gadu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement