REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah remaja yang menderita anemia di DIY di tahun 2013 cukup tinggi, yakni sekitar 35 persen. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Yogyakarta, Inni Hikmatin, penyebab anemia pada remaja ini umumnya karena mereka enggan mengonsumsi buah dan sayur. Sebaliknya, makanan yang kerap dikonsumsi jenis junk food.
Sehingga gizi, tidak berimbang karena yang dikonsumsi hanya mengandung karbohidrat. Akibatnya, remaja mengalami kekurangan energi kronis (KEK). "Ini terjadi baik pada remaja perempuan maupun laki-laki," katanya, Selasa (8/4).
Dia menjelaskan apabila sejak remaja sudah mengalami anemia, maka pada saat menjadi ibu dan melahirkan, anak yang dilahirkan akan mengalami BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah). Karena dia mengalami kekurangan energi kronis. Menurut Inni, salah satu penyebab kematian bayi karena BBLR.
Seorang perempuan, apalagi dia sudah hamil harus mengonsumsi gizi yang baik dan multi nutrient. Kalau tidak, dia menambahkan, bisa mempengaruhi kehamilan yang berakibat BBLR yang disebabkan oleh gizi buruk. Karenanya, agar kematian bayi akibat BBLR bisa dicegah, maka harus memutus mata rantai remaja supaya jangan mengalami anemia. Semua sektor yang mempunyai sasaran remaja harus memberikan pendidikan yang benar. Agar jangan sampai pada saat perempuan hamil mengalami KEK.
Kadang karena remaja perempuan itu sudah hamil duluan sebelum menikah dan mengalami anemia, bayi yang dilahirkan umumnya juga mengalami BBLR.Di samping anemia, infeksi pada ibu hamil juga termasuk penyebab kematian bayi. Infeksi ini bisa terjadi pada gigi dan mulut. Karena itu pada saat ibu hamil harus melakukan pemeriksaan gigi dan mulut.
Menurut Inni, di semua Puskesmas di DIY sudah memberikan pelayanan ANC (Antenatal care) terpadu yakni pemeriksaan secara terpadu pada ibu hamil termasuk pemeriksaan gigi mulut ketika ibu hamil. Untuk mengatasi anemia pada remaja, tahun ini di Kabupaten Kulonprogo khususnya pada anak-anak SMA mendapatkan asupan Fe (zat besi) supaya mereka tidak mengalami anemia.
Sementara itu di Kota Yogyakarta melakukan tindak lanjut tentang masih tingginya anemia pada remaja di Kota Yogyakarta dengan melakukan studi kualitatif tentang anemia pada remaja. Namun belum ditindaklanjuti dengan pemberikan Fe pada remaja.