Selasa 08 Apr 2014 12:07 WIB

PGN Siap Pasok Kebutuhan Gas Lampung dan Jawa Barat

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
pipa gaspgn (ilustrasi)
Foto: pt pgn
pipa gaspgn (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meresmikan nama Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yang sudah selesai dibangun di Galangan Kapal Hyundai Heavy Industries, Ulsan, Korea Selatan, Senin (7/4). FSRU diperkirakan sampai di Lampung pada pertengahan Mei 2014.

FSRU adalah tempat penyimpanan sementara LNG sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung. Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, selesainya pembangunan FSRU Lampung ini akan mendorong percepatan konversi bahan bakar minyak (BBM) di Lampung dan Jawa Barat. "Lampung dapat dikatakan sedang mengalami krisis energi dan pasokan gas dari FSRU ini bisa menjadi obatnya," kata Hendi, dalam siaran persnya, Selasa (8/4).

Keberadaan FSRU Lampung ini juga akan meningkatkan kehandalan pasokan gas PGN. Sumber gas PGN yang disalurkan kepada konsumen tidak hanya bersumber dari lapangan gas di Sumatera-Jawa. PGN dapat mengandalkan sumber pasokan gas dari Kilang LNG yang berada di Indonesia Timur. Sehingga, produk LNG dari Kilang dalam negeri tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. 

PGN FSRU Lampung adalah bagian dari infrastruktur gas bumi terintegrasi di Lampung yang dibangun oleh PGN. Bagian lainnya adalah pipa distribusi sepanjang 100 kilometer dengan diameter 12-16 inci. Hingga akhir Maret 2014, pembangunan jaringan pipa itu sudah mencapai 90 kilometer. PGN telah mendapatkan izin pembangunan dari pemerintah Provinsi Lampung.

FSRU Satu berkapasitas 2 juta ton per tahun. Gas dari FSRU Lampung nantinya akan memasok kebutuhan gas bagi pembangkit listrik, industri, usaha kecil dan rumah tangga di Lampung dan Sumatera Selatan. Selain itu, FSRU Lampung juga akan memasok kebutuhan gas bumi di Jawa Barat, Banten dan Jakarta.

Penyaluran gas bumi ke sektor kelistrikan, industri, rumah tangga, komersial dan transportasi di Lampung merupakan upaya percepatan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG). Optimalisasi pemanfaatan gas bumi berpotensi menghemat biaya bahan bakar yang mencapai sekitar Rp 900 miliar per tahun. Penghematan biaya bahan bakar bakal lebih besar seiring dengan peningkatan pemakaian gas bumi di Lampung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement