Selasa 08 Apr 2014 14:19 WIB

Pesawat Buatan Habibie Sudah Dipesan Hingga Ratusan Unit

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
BJ Habibie
Foto: Wihdan Hidayat/REPUBLIKA
BJ Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum juga jadi, pesawat R80 telah dipesan dua maskapai swasta. Anak perusahaan Sriwijaya Air, Nam Air memesan 100 pesawat dan Kalstar memesan 25 pesawat.

Presiden Direktur PT RAI Agung Nugroho mengatakan, pihaknya telah menandatangani letter of intent (LoI) dengan maskapai Nam Air dan Kalstar. ''Investasi sebesar satu miliar dolar AS,'' kata dia dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Dassault Systemes dan PT RAI, Selasa (8/4).

Agung menerangkan, PT RAI akan bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia untuk mengembangkan pesawat tersebut. Alasannya, pihaknya tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) yang banyak, namun berkualitas.

Dia belum bisa mengungkapkan harga per pesawat. Pasalnya, pembuatan pesawat masih tahap awal. Menurut Agung, pihaknya masih fokus kepada pasar domestik.

CEO PT Ilthabi Rekatama Ilham Habibie mengatakan, infrastruktur di Indonesia cocok untuk pesawat R80. Pasalnya, karena negara kepulauan, jalur darat penghubung pulau akan sulit untuk dibangun. Alhasil, transportasi udara menjadi opsi terbaik.

PT RAI adalah perusahaan kedirgantaraan Indonesia yang dibangun oleh PT Ilthabi Rekatama dan PT Eagle Capital yang dipimpin oleh BJ Habibie, dengan kompetensi utama di bidang desain, pengembangan, dan pembiayaan pesawat komuter sipil regional.

R80 dijadwalkan akan melakukan penerbangan perdana pada 2017. Pesawat tersebut berkapasitas 80 penumpang akan menggunakan baling-baling turbo tujuannya untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional yang terus meningkat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement