Selasa 08 Apr 2014 21:12 WIB

Nasihat Sang Ibu (2-habis)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Pada keesokan harinya, setelah shalat Subuh, perang pun dimulai. Berbekal persenjataan dan strategi matang serta arahan dari panglima, pasukan Islam pun dengan semangat berhadapan dengan lawan.

Perang tersebut sebetulnya tak imbang dari segi jumlah. Tentara Persia diperkuat 200 ribu personel, sedangkan dari pihak Muslim hanya seperempatnya. Hal ini tak membuat semangat jihad tentara Islam gentar sedikit pun. Mereka yakin pertolongan Allah akan datang membantu.     

Keberanian yang besar ditunjukkan oleh para putra Khansa. Sambil menghunuskan pedang dan menghadapi para musuh, mereka selalu ingat nasihat terakhir yang diberikan sang ibu. Mereka percaya syair yang ditulis ibunda mereka tersebut layaknya mutiara yang indah dan berfaidah.

Peperangan hebat itu berlangsung selama beberapa hari. Kedua belah pihak menyiapkan strategi secara maksimal. Tentara Persia bahkan mengerahkan pasukan dengan gajah-gajah yang ukurannya sangat besar.

Namun, tentara Muslim tak menyerah. Mereka bisa memanfaatkan pasukan gajah tersebut dan berganti menguntungkan mereka. Mereka menggunakan gajah-gajah tersebut untuk bersembunyi dan menghindari hujan anak panah dari pihak musuh.

Tentara Muslim juga membuat gajah-gajah tersebut cedera dengan cara memanah mata mereka. Pasukan gajah tersebut mengamuk karena mata mereka terluka dan bergerak tak beraturan, menginjak para pasukan Persia, dan menghempaskan para tentara yang menunggangi mereka.

Panglima tentara Persia pun dapat dikalahkan. Perang yang tadinya hampir tak mungkin dimenangkan oleh tentara Muslim, keadaannya berbalik. Tentara Muslim kembali pulang dengan membawa kemenangan. Tentara Persia yang bisa selamat langsung lari tunggang langgang.

Usai perang berakhir, para tentara Muslim pun bergerak untuk menolong pasukan yang terluka dan mengidentifikasi saudara-saudaranya yang gugur berjihad di jalan-Nya tersebut. Dari 41 ribu orang pasukan, sebanyak 7.000 gugur di medan perang. Di antaranya segenap putra Khansa, keempat-empatnya syahid.

Mendengar kabar tersebut, Khansa justru bisa menerimanya dengan tenang tanpa berguncang jiwanya. Justru ia malah tersenyum lega dan bersyukur serta terus memuji asma Allah.

“Segala puji bagi Allah, yang telah memuliakanku dengan mensyahidkan mereka. Aku mengharapkan dari-Mu ya Allah, kumpulkanlah aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Mu,” katanya.

Kemudian, Khansa dan pasukan lainnya pun meninggalkan medan pertempuran. Mereka kembali ke Madinah. Orang-orang Muslim pun menganggumi ketegaran sang ibu ini, yang bisa berlapang dada saat buah hati yang dilahirkan dari rahimnya gugur, mati syahid.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement