REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Sebanyak 14 penumpang kereta dinyatakan tewas, di provinsi Baluchistan, Pakistan, Selasa (8/4). Sementara, 50 penumpang lainnya harus mengalami luka-luka. Pihak kepolisian dan rumah sakit setempat pun langsung menangani penumpang yang menjadi korban.
Dikutip dari Reuters, Selasa (8/4), ledakan tersebut terjadi sehari setelah pasukan keamanan Pakistan mengamankan keadaan. Senin, pasukan keamanan Pakistan menyatakan, pihaknya telah membunuh 30 anggota kelompok militan dalam sebuah bentrokan hebat yang terjadi dalam beberapa bulan, di provinsi yang terkenal akan kekayaan gasnya itu.
Gerakan separatis "United Baluch Army" pun mengaku bertanggung jawab atas insiden ledakan di kereta tersebut. Dalam pesan teks kepada Reuters, kelompok ini mengatakan, pemboman itu sebagai aksi pembalasan atas serangan yang dilakukan pihak keamanan.
Bom kereta itu tepatnya terjadi di rangkaian kereta Rawalpindi Jaffar Express. Bom meledak di rangkaian kereta khusus laki-laki. Bom kereta meledak di Kota Sibi, sekitar 120 kilometer tenggara dari ibu kota Quetta.
''Kobaran api melalap kereta, menyusul ledakan bom yang telah menewaskan sejumlah penumpang,'' kata seorang petugas penyelamatan peristiwa tersebut.
Menteri Perkeretaapian Pakistan Khawaja Saad Rafique turut memberikan keterangan. Ia mengonfirmasi, jumlah korban yang tewas akibat ledakan.
Adapun alasan kelompok separatis melakukan pemboman tersebut, karena ketidaksukaan mereka atas sikap pemerintah yang diduga terus menggerus kekayaan alam, namun malah meninggalkan masyarakat di provinsi tersebut dalam kemiskinan.
Selain aksi teror melalui bom tersebut, gerilyawan juga telah menargetkan warga sipil, terutama warga Pakistan dari kelompok etnis lain yang telah menetap di Provinsi Baluchistan.