REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manuver politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali (SDA) menuai kritik dari kalangan internal partai bergambar Ka'bah tersebut.
Manuver politik tersebut mengacu kepada kedatangan SDA pada kegiatan kampanye terbuka Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Stadion Utama Gelanggang Olahraga Bung Karno (SUGBK) pada 23 Maret 2014. Kala itu, SDA datang ke acara tersebut didampingi Djan Faridz serta Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Noer Mohammad Iskandar.
Ia juga sempat berorasi di hadapan massa simpatisan Gerindra dari atas panggung bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Manuver politik itu terus berlanjut ketika Prabowo bergantian menghadiri kegiatan kampanye PPP, bertajuk Istighosah Kubro, di Istana Olahraga (Istora) Senayan pada Jumat (4/4).
Manuver politik tersebut bahkan mendapat reaksi berupa surat keluhan dari 27 Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) PPP. DPP berencana menyelenggarakan rapat pleno untuk menyikapi suara dari 27 DPR tersebut.
"Rapat pleno DPP akan segera digelar guna menyikapi suara sejumlah DPW dan DPC (Dewan Pimpinan Cabang, red). Akan digelar pada 11 atau 12 April 2014," kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (Waketum DPP PPP), Emron Pangkapi di Jakarta, Rabu (9/4).
Selain menyikapi suara DPW, rapat pleno tersebut juga diagendakan untuk membahas tanggal pelaksanaan Mukernas III PPP. Emron menyebutkan salah satu agenda yang akan dibahas dalam Mukernas III PPP ialah terkait peluang koalisi dengan partai politik lain peserta Pileg 2014, jelang Pemilu Presiden pada Juni mendatang.
Ia juga tidak menutup kemungkinan Mukernas III akan membahas soal kepengurusan dan manuver politik SDA, Djan Faridz dan Noer Mohammad Iskandar.