REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mendesak pemerintah untuk menaikkan tarif tiket kapal. Pasalnya, perusahaan itu harus menanggung kerugian cukup besar apabila harus menalangi dengan harga tiket sekarang.
Direktur Utama PT Pelni Syahril Japarin mengatakan, permintaan kenaikan sesuai dengan harga keekonomian ditolak mentah-mentah. ''Sekarang meminta kenaikan 20 persen,'' kata dia di Jakarta, Kamis (10/4).
Menurut Syahril, kenaikan sebanyak 20 persen itu tidak serta merta menguntungkan PT Pelni. Namun, perubahan tarif itu bisa mengurangi kerugian akibat harga tiket terlalu murah.
Dia menerangkan, kerugian terbesar pada pelayaran ke wilayah-wilayah sepi penumpang dan barang. Hitungannya subsidi hanya 70 persen sedangkan 30 persen biaya ditalangi sendiri.
Sebelumnya, PT Pelni memperbesar kapasitas kargo kapal. Tujuannya, untuk menutupi kerugian akibat sepi penumpang.