REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Menilai kenaikan tarif tiket PT Pelni harus disesuaikan dengan pelayanan dan fasilitas yang disediakan.
Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, pelayanan dan fasilitas tidak hanya di kapal. ''Tapi juga pascaperjalanan,'' kata dia di Jakarta, Kamis (10/4).
Menurut Tulus, para penumpang banyak dirugikan oleh ongkos taksi yang selangit. Pasalnya, harga taksi bisa lebih mahal dibandingkan tarif tiket kapal.
Dia mengamini, PT Pelni makin dibebani oleh kenaikan harga BBM, kurs dolar, dan biaya lainnya. Namun, kenaikan tarif tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan penumpang. Intinya, penumpang yang bergantung kepada moda transportasi pelayaran tidak dibebankan harga yang terlalu tinggi.
Dia meminta standar pelayanan minimal (SPM) harus ditingkatkan dan diperjelas. Artinya, dari beli tiket hingga ongkos taksi atau kendaraan lanjutan harus terintegrasi.