REPUBLIKA.CO.ID, Meneladani Rasulullah SAW tidak cukup hanya dengan membaca sirah. Akan tetapi, harus dibarengi pula dengan mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah.
Nah, untuk menuju level tersebut, perlu ada pemahaman yang luas tentang kehidupan Rasulullah. “Ketika sudah paham, kita akan meniru,” kata dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, DR Idris Prakkasi.
Apa dan bagaimana meladani sosok Rasul dari berbagai aspek? Berikut perbincangan jebolan program doktoral tersebut kepada wartawan Republika Erdy Nasrul.
Sejauh mana pemahaman umat terhadap Rasulullah SAW?
Saya rasa sudah banyak dari kita yang memahami hal itu. Sekarang ini sudah banyak berkembang aktivitas keagamaan yang mengkaji tentang beliau dari berbagai aspeknya.
Mungkin masih ada sebagian yang masih memahami beliau sebatas tokoh keagamaan. Jadi, selalu yang dibicarakan seputar pandangan dan perilaku keagamaannya.
Padahal, seperti penegasan surah al-Ahzab ayat 21, dalam diri Rasul terdapat suri teladan yang baik, di segala aspek kehidupan.
Bisa Anda jelaskan suri teladan itu?
Kita ingat Rasulullah memiliki strategi dalam berdakwah. Kehidupannya di Makkah ketika itu belum kondusif untuk menjadi tempatnya menyebarkan Islam. Kecaman dan berbagai bentuk penolakan terhadap apa yang dibawa Rasulullah tidak berhenti berdatangan.
Hal ini membuatnya harus berhijrah ke Madinah. Di sanalah beliau mendirikan negara. Seluruh kabilah dikumpulkannya. Kemudian disatukannya dengan Piagam Madinah. Umat Islam beribadah di masjid. Penganut selain Islam juga berhak beribadah. Kemudian diserukan kepada setiap orang untuk saling menghargai dan menghormati.
Kesepakatan tersebut yang tertuang dalam Piagam Madinah adalah bukti Rasulullah sebagai pemimpin yang merangkul kepentingan banyak pihak. Perbedaan yang ada mampu disatukannya. Pemimpin seperti Rasul menunjukkan adanya rahmat Allah dalam setiap kehidupan.
Bagaimana sosok Rasul sebagai pemimpin?
Rasulullah bukan pemimpin yang mengedepankan kepentingan pribadi. Beliau merencanakan kepemimpinan untuk masa yang jauh ke depan. Rasulullah memiliki kader-kader terbaik, yaitu para sahabat.
Mereka kerap mengikuti Rasulullah dalam berbagai kegiatan. Kemudian Rasulullah membekali mereka dengan pengetahuan keagamaan. Mereka bersikap sangat taat kepada Rasulullah. Ini adalah bukti Rasulullah menciptakan kader yang baik untuk meneruskan kepemimpinannya.