REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Terminal Bandara Mutiara SIS Aljufrie Palu yang dibangun dengan APBN Rp 139,2 miliar resmi dioperasikan bertepatan dengan peringatan ulang tahun 50 tahun Sulawesi Tengah hari ini (Ahad, 13/4).
Pengresmian itu dilakukan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola disaksikan pejabat Kementerian Perhubungan RI, para bupati/wali kota se Sulawesi Tengah dan keluarga besar Alkhairaat. Selain pengresmian operasional juga sekaligus dilakukan pengukuhan perubahan nama dari Bandara Mutiara Palu menjadi Bandara Mutiara SIS Aljufrie Palu.
Terminal bandara tersebut mampu menampung 800 penumpang dengan luas are 4.800 meter bujur sangkar. Penumpang di bandara tersebut saat ini telah mencapai satu juta orang setahun. Jumlah tersebut meningkat tajam dari tahun 2012 mencapai 800 ribu penumpang.
Kepala Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu Benyamin Apituley mengatakan bandara tersebut pertama kali dioperasikan tahun 1954 dengan nama Bandara Masovu. Nama Masovu konon diperoleh dari peristiwa mendaratnya sebuah pesawat di bandara tersebut yang menimbulkan debu.Debu bertebaran bak asap tersebutlah sampai disebut Masovu.
Dua tahun kemudian 1957 nama bandara kemudian berubah menjadi Mutiara. Pemberian itu diberikan oleh Presiden Soekarno saat mendarat di Daerah Tingkat II Donggala, ketika itu, sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah.
Tanggal 28 Februari 2014 nama bandara tersebut kemudian diubah menjadi nama Mutiara Sis Aljufri, nama yang diambil dari ulama besar di Sulawesi Tengah sekaligus pendiri Peguruan Islam Alkhairaat yang terus berkembang hingga saat ini.